Artikel
Dari kuda hingga "Great Gatsby" di koleksi musim panas Chanel
Oleh Maria Rosari Dwi Putri
26 Januari 2022 10:48 WIB
Kolase foto para model menampilkan karya terbaru Chanel untuk koleksi Musim Semi/Panas 2022 dalam pagelaran Paris Fashion Week di Paris, Prancis pada Selasa (25/1) waktu setempat. (ANTARA/gorunway.com/Alessandro Lucioni)
Jakarta (ANTARA) - Mendiang Karl Lagerfeld dikenal sebagai sosok yang sangat menyukai pesta besar dan selalu membawa "pesta" serta kejutan di berbagai peragaan busana yang dia gelar. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri untuk direktur artistik rumah mode Chanel, Virginie Viard yang menggantikan posisi mendiang Lagerfeld sejak tiga tahun yang lalu.
Viard memang membawa sedikit perubahan di tiap pagelaran busana rumah mode yang didirikan oleh Coco Chanel itu. Viard tidak ingin hanya berkutat dengan rancangan pagelaran busana, dia ingin tetap fokus pada busana yang akan ditampilkan. Kendati demikian, tidak jarang Viard memberikan kejutan-kejutan di luar pikiran para pecinta fesyen pada setiap pagelaran busana Chanel.
“Ini adalah koleksi musim panas, jadi sangat segar meskipun ditampilkan dengan banyak sulaman,” jelas Viard sesaat sebelum pagelaran busana untuk koleksi musim semi-panas 2022.
"Saya sedikit terinspirasi oleh tahun 1920-an. Bulu-bulunya dan banyak fringe," lanjut Viard dikutip dari Vogue.
Mengingat pandemi masih terjadi, rumah mode mewah ini mengharuskan para tamu yang hadir di pagelaran busana kali ini untuk untuk menunjukkan bukti vaksinasi dan hasil antigen negatif saat masuk, dengan masker N95 sebagai aturan berpakaian atau dresscode wajib, dan menjaga jarak fisik saat duduk di bangku.
Set pertunjukan minimalis yang elegan dibuat oleh seniman Prancis Xavier Veilhan menggunakan trotoar kayu lapis dan tempat duduk bangku tiup.
“Saya selalu ingin bekerja dengan Veilhan karena dia juga membantu saat pagelaran untuk perhiasan Chanel 15 tahun lalu di Place Vendome, sebuah instalasi yang hebat,” kata Viard.
Catwalk yang tampak berpasir menyerupai arena pacuan kuda, sementara undakan-undakan di samping panggung digunakan untuk tempat duduk penonton terinspirasi oleh lapangan minigolf. Beberapa pahatan logam grafis berputar, menyerupai gerak roda gerobak atau gelendong megah yang dibuat dari kayu lapis berkelanjutan dan anyaman dalam palet khas Chanel seperti hitam, putih, dan krem.
Baca juga: Chanel luncurkan produk skincare yang berkelanjutan
Baca juga: Komentar Jennie BLACKPINK soal Paris Fashion Week
Charlotte Casiraghi dan "Great Gatsby"
Dalam kesempatan yang lain Veilhan sempat mengungkapkan bahwa dia sangat menyukai gaya klasik Chanel, namun di sisi lain dia juga sangat menyukai olahraga
"Lucu rasanya bila dipikirkan kalau tailleur (setelan resmi untuk perempuan) Chanel bisa digunakan untuk bermain golf bahkan untuk berkuda," kata Veilhan.
Untuk membuktikan maksudnya, pertunjukan dibuka dengan Putri Charlotte Casiraghi dari Monaco sebagai duta merek Chanel yang mengenakan jaket Chanel, menunggangi kuda berkeliling di catwalk. Hal ini menandai kedua kalinya Viard menampilkan seekor kuda di salah satu pertunjukannya.
Setelah Putri Charlotte tampil, muncu para model membawakan koleksi Chanel. Enam model pertama menampilkan celana panjang, bukan rok tradisional. Viard menampilkan gaya elegan khas Coco Chanel. Coco dikenal sebagai desainer yang mencetuskan gaya berbusana untuk wanita berkuda, membebaskan para wanita dari rok berkuda yang rumit.
Pada tahun 1920-an Chanel merancang celananya sendiri, berdasarkan yang dikenakan oleh pria tetapi disesuaikan untuk menyanjung bentuk tubuh wanita. Viard kemudian menerjemahkan ini dengan menampilkan celana dipadu dengan sepatu bot berkuda, kemeja putih dan rompi wol yang disesuaikan untuk tampilan modern dan elegan.
Setelan celana tweed navy sederhana menjadi tampilan pertama, diikuti dengan tampilan yang lebih bergaya, dengan pinggiran perak dan celana panjang berbentuk balon.
Setiap tampilan sedikit lebih menarik daripada yang terakhir, tetapi dalam gradasi yang halus. Ada tweed karamel jazzy, diikuti jaket yang dikenakan dengan celana panjang berbulu, dan kemudian jaket lavender yang dipadukan dengan kulot putih dengan bordir laser.
Jaket dan shirt dress berbahan tweed dipercantik dengan aksesoris seperti kancing yang menyerupai permata, wol tenunan tangan, sulaman, aneka bulu serta bunga dari bahan kain.
Ada setelan jas Chanel berbahan tweed musim panas yang dipadu dengan rok dengan bukaan di bagian depan, sehingga memberi kesan kurang cukup bahan, namun menjadi estetik karena dilapisi gaun berenda atau lapisan bulu di bagian dalam.
Nuansa klasik tahun 1920'an hingga 1930'an yang disinggung oleh Viard, mengingatkan para pecinta fesyen pada "Great Gatsby". Rok malam organza hitam tipis yang dilukis dengan tangan dengan bunga kamelia merah muda dan ungu muda, dihiasi embun dari manik-manik berkilau, kemudian dibordir dengan rangkaian benang perak halus dan biji mutiara.
Aneka gaun sifon dan organza dengan keliman yang tidak rata (tinggi di depan, rendah di belakang), dan syal yang disampirkan pada bahu sehingga melayang ketika model berjalan. Gaun malam satin longgar dipadukan dengan kalung yang menggantung panjang di bagian belakang sehingga menjuntai ke punggung yang terbuka untuk memperkuat kesan glamor.
Gaun flapper khas era 1920'an dihiasi dengan fringe bulu burung unta berwarna nila yang ditempel dengan sulur sutra, dan dihiasi dengan manik-manik kristal. Ada pula gaun malam berpinggiran gelembung yang terbuat dari lingkaran-lingkaran dari jaring dan tulle yang dijahit dengan kepadatan berbeda dan dihiasi dengan manik-manik.
Sepatu bergaya Mary Jane dua warna dan gaun dansa sederhana dengan tali lebar menghadirkan nuansa tahun 1920-an untuk sesi pakaian malam. Bahkan pengantin wanita yang menutup acara sesuai tradisi haute couture tampil tampak kasual namun klasik dan elegan dengan gaun longgar dan tanpa kerudung.
Pada akhir acara Viard tampil keluar panggung mengenakan gaun panjang yang seluruhnya dibordir oleh studio ternama Lesage dengan "camelia konstruktivis" dalam manik-manik hitam putih.
Baca juga: Chanel berikan nuansa musim semi yang menyenangkan
Baca juga: Mengulik rahasia di balik gaun Putri Diana di film "Spencer"
Baca juga: Demi kelangsungan No.5, Chanel beli lebih banyak perkebunan melati
Viard memang membawa sedikit perubahan di tiap pagelaran busana rumah mode yang didirikan oleh Coco Chanel itu. Viard tidak ingin hanya berkutat dengan rancangan pagelaran busana, dia ingin tetap fokus pada busana yang akan ditampilkan. Kendati demikian, tidak jarang Viard memberikan kejutan-kejutan di luar pikiran para pecinta fesyen pada setiap pagelaran busana Chanel.
“Ini adalah koleksi musim panas, jadi sangat segar meskipun ditampilkan dengan banyak sulaman,” jelas Viard sesaat sebelum pagelaran busana untuk koleksi musim semi-panas 2022.
"Saya sedikit terinspirasi oleh tahun 1920-an. Bulu-bulunya dan banyak fringe," lanjut Viard dikutip dari Vogue.
Mengingat pandemi masih terjadi, rumah mode mewah ini mengharuskan para tamu yang hadir di pagelaran busana kali ini untuk untuk menunjukkan bukti vaksinasi dan hasil antigen negatif saat masuk, dengan masker N95 sebagai aturan berpakaian atau dresscode wajib, dan menjaga jarak fisik saat duduk di bangku.
Set pertunjukan minimalis yang elegan dibuat oleh seniman Prancis Xavier Veilhan menggunakan trotoar kayu lapis dan tempat duduk bangku tiup.
“Saya selalu ingin bekerja dengan Veilhan karena dia juga membantu saat pagelaran untuk perhiasan Chanel 15 tahun lalu di Place Vendome, sebuah instalasi yang hebat,” kata Viard.
Catwalk yang tampak berpasir menyerupai arena pacuan kuda, sementara undakan-undakan di samping panggung digunakan untuk tempat duduk penonton terinspirasi oleh lapangan minigolf. Beberapa pahatan logam grafis berputar, menyerupai gerak roda gerobak atau gelendong megah yang dibuat dari kayu lapis berkelanjutan dan anyaman dalam palet khas Chanel seperti hitam, putih, dan krem.
Baca juga: Chanel luncurkan produk skincare yang berkelanjutan
Baca juga: Komentar Jennie BLACKPINK soal Paris Fashion Week
Charlotte Casiraghi dan "Great Gatsby"
Dalam kesempatan yang lain Veilhan sempat mengungkapkan bahwa dia sangat menyukai gaya klasik Chanel, namun di sisi lain dia juga sangat menyukai olahraga
"Lucu rasanya bila dipikirkan kalau tailleur (setelan resmi untuk perempuan) Chanel bisa digunakan untuk bermain golf bahkan untuk berkuda," kata Veilhan.
Untuk membuktikan maksudnya, pertunjukan dibuka dengan Putri Charlotte Casiraghi dari Monaco sebagai duta merek Chanel yang mengenakan jaket Chanel, menunggangi kuda berkeliling di catwalk. Hal ini menandai kedua kalinya Viard menampilkan seekor kuda di salah satu pertunjukannya.
Setelah Putri Charlotte tampil, muncu para model membawakan koleksi Chanel. Enam model pertama menampilkan celana panjang, bukan rok tradisional. Viard menampilkan gaya elegan khas Coco Chanel. Coco dikenal sebagai desainer yang mencetuskan gaya berbusana untuk wanita berkuda, membebaskan para wanita dari rok berkuda yang rumit.
Pada tahun 1920-an Chanel merancang celananya sendiri, berdasarkan yang dikenakan oleh pria tetapi disesuaikan untuk menyanjung bentuk tubuh wanita. Viard kemudian menerjemahkan ini dengan menampilkan celana dipadu dengan sepatu bot berkuda, kemeja putih dan rompi wol yang disesuaikan untuk tampilan modern dan elegan.
Setelan celana tweed navy sederhana menjadi tampilan pertama, diikuti dengan tampilan yang lebih bergaya, dengan pinggiran perak dan celana panjang berbentuk balon.
Setiap tampilan sedikit lebih menarik daripada yang terakhir, tetapi dalam gradasi yang halus. Ada tweed karamel jazzy, diikuti jaket yang dikenakan dengan celana panjang berbulu, dan kemudian jaket lavender yang dipadukan dengan kulot putih dengan bordir laser.
Jaket dan shirt dress berbahan tweed dipercantik dengan aksesoris seperti kancing yang menyerupai permata, wol tenunan tangan, sulaman, aneka bulu serta bunga dari bahan kain.
Ada setelan jas Chanel berbahan tweed musim panas yang dipadu dengan rok dengan bukaan di bagian depan, sehingga memberi kesan kurang cukup bahan, namun menjadi estetik karena dilapisi gaun berenda atau lapisan bulu di bagian dalam.
Nuansa klasik tahun 1920'an hingga 1930'an yang disinggung oleh Viard, mengingatkan para pecinta fesyen pada "Great Gatsby". Rok malam organza hitam tipis yang dilukis dengan tangan dengan bunga kamelia merah muda dan ungu muda, dihiasi embun dari manik-manik berkilau, kemudian dibordir dengan rangkaian benang perak halus dan biji mutiara.
Aneka gaun sifon dan organza dengan keliman yang tidak rata (tinggi di depan, rendah di belakang), dan syal yang disampirkan pada bahu sehingga melayang ketika model berjalan. Gaun malam satin longgar dipadukan dengan kalung yang menggantung panjang di bagian belakang sehingga menjuntai ke punggung yang terbuka untuk memperkuat kesan glamor.
Gaun flapper khas era 1920'an dihiasi dengan fringe bulu burung unta berwarna nila yang ditempel dengan sulur sutra, dan dihiasi dengan manik-manik kristal. Ada pula gaun malam berpinggiran gelembung yang terbuat dari lingkaran-lingkaran dari jaring dan tulle yang dijahit dengan kepadatan berbeda dan dihiasi dengan manik-manik.
Sepatu bergaya Mary Jane dua warna dan gaun dansa sederhana dengan tali lebar menghadirkan nuansa tahun 1920-an untuk sesi pakaian malam. Bahkan pengantin wanita yang menutup acara sesuai tradisi haute couture tampil tampak kasual namun klasik dan elegan dengan gaun longgar dan tanpa kerudung.
Pada akhir acara Viard tampil keluar panggung mengenakan gaun panjang yang seluruhnya dibordir oleh studio ternama Lesage dengan "camelia konstruktivis" dalam manik-manik hitam putih.
Baca juga: Chanel berikan nuansa musim semi yang menyenangkan
Baca juga: Mengulik rahasia di balik gaun Putri Diana di film "Spencer"
Baca juga: Demi kelangsungan No.5, Chanel beli lebih banyak perkebunan melati
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: