Kemenkeu: RI harus kejar vaksinasi 70 persen untuk waspadai Omicron
25 Januari 2022 17:14 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (25/1/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menegaskan Indonesia harus segera mengejar target vaksinasi COVID-19 sebesar 70 persen agar lebih siap dan mewaspadai potensi gelombang varian Omicron.
"Vaksinasi kita sudah cukup tinggi tapi kita perlu mengejar segera pencapaian vaksinasi dua suntikan itu di 70 persen mudah-mudahan di beberapa bulan ke depan," katanya dalam RDP bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Hingga 24 Januari 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 181,65 juta atau 87,22 persen sedangkan dosis kedua sebanyak 124,63 juta atau 59,85 persen.
Kemudian untuk dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan telah mencapai 1,36 juta atau 93 persen dari target 1,46 juta orang.
Pemerintah menetapkan sasaran vaksinasi dua dosis untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity yakni 208,26 juta orang.
Untuk capaian vaksinasi lengkap di berbagai wilayah dunia antara lain adalah Amerika Serikat (AS) 62,98 persen dari populasi, Asia 59,69 persen, Afrika 10,12 persen, dan Uni Eropa 70,6 persen.
Menurut Febrio, varian Omicron yang kasusnya semakin meningkat merupakan satu risiko baru yang harus dihadapi masyarakat Indonesia maupun dunia.
Meski demikian, Febrio meyakini penanganan pandemi di Indonesia lebih baik daripada negara lain yakni dengan total kasus 4,28 juta sedangkan Perancis 16 juta, Inggris 15 juta, Rusia 11 juta dan Turki 10,9 juta.
"Kita menghadapi satu risiko yang baru yaitu Omicron walaupun perbandingan secara global, kita menghadapi pandemi lebih efektif dibanding banyak negara," ujarnya.
Baca juga: Kadin: Akselerasi vaksinasi kunci dorong pemulihan ekonomi pada 2022
Baca juga: Airlangga: Vaksin tak merata jadi tantangan pertumbuhan ekonomi global
Baca juga: Satgas: 124 juta orang terima vaksin COVID-19 dosis lengkap
"Vaksinasi kita sudah cukup tinggi tapi kita perlu mengejar segera pencapaian vaksinasi dua suntikan itu di 70 persen mudah-mudahan di beberapa bulan ke depan," katanya dalam RDP bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Hingga 24 Januari 2021, jumlah orang yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 181,65 juta atau 87,22 persen sedangkan dosis kedua sebanyak 124,63 juta atau 59,85 persen.
Kemudian untuk dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan telah mencapai 1,36 juta atau 93 persen dari target 1,46 juta orang.
Pemerintah menetapkan sasaran vaksinasi dua dosis untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity yakni 208,26 juta orang.
Untuk capaian vaksinasi lengkap di berbagai wilayah dunia antara lain adalah Amerika Serikat (AS) 62,98 persen dari populasi, Asia 59,69 persen, Afrika 10,12 persen, dan Uni Eropa 70,6 persen.
Menurut Febrio, varian Omicron yang kasusnya semakin meningkat merupakan satu risiko baru yang harus dihadapi masyarakat Indonesia maupun dunia.
Meski demikian, Febrio meyakini penanganan pandemi di Indonesia lebih baik daripada negara lain yakni dengan total kasus 4,28 juta sedangkan Perancis 16 juta, Inggris 15 juta, Rusia 11 juta dan Turki 10,9 juta.
"Kita menghadapi satu risiko yang baru yaitu Omicron walaupun perbandingan secara global, kita menghadapi pandemi lebih efektif dibanding banyak negara," ujarnya.
Baca juga: Kadin: Akselerasi vaksinasi kunci dorong pemulihan ekonomi pada 2022
Baca juga: Airlangga: Vaksin tak merata jadi tantangan pertumbuhan ekonomi global
Baca juga: Satgas: 124 juta orang terima vaksin COVID-19 dosis lengkap
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: