Pasar Seni Sukawati Tak Berlakukan Komisi Pramuwisata
7 Juli 2011 15:19 WIB
Barong berbentuk singa (kanan) dan babi hutan (kiri) yaitu simbol dari kebaikan menari dalam ritual ngelawang di Desa Pinda, Blabatuh, Gianyar, Bali, Rabu (6/7). Ritual Ngelawang dilakukan sebagai ritual penolak bala untuk merayakan Hari Raya Galungan yaitu kemenangan "Dharma" (kebenaran) melawan "Adharma" (kejahatan). (FOTO ANTARA/AA Gde Agung)
Gianyar (ANTARA News) - Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar, Bali, tak akan memberlakukan sistem komisi kepada pramuwisata sebagaimana diberlakukan di sejumlah pasar oleh-oleh di Bali dengan tujuan mendatangkan banyak wisatawan.
"Pemberian komisi ke pada pramuwisata itu tak akan bisa diberikan, karena pasar seni Sukawati merupakan pasar tradisional yang sudah memiliki ciri khas tersendiri," kata Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kamis.
Khusus untuk pasar oleh-oleh yang saat ini menerapkan pola komisi pramuwisata agar para wisatawan berbelanja ke tempatnya, bupati yang juga Ketua PHRI Bali itu mengaku diserahkan kepada sistem pasar.
"Pasar tradisional kalau diawasi dengan baik tak akan ditinggalkan oleh wisatawan," ujarnya.
Ketika ditanya soal infrastruktur, bupati asal Puri Agung Ubud yang juga seorang arsitek itu mengaku akan segera melakukan perbaikan di pasar seni Sukawati.
"Dana sudah ada untuk perbaikan infrastruktur seperti parkir dan trotoar, sekarang tinggal pengerjaan saja," ucapnya.
Sedangkan khusus untuk pasar seni di Desa Pekraman Sukawati yang berada di sebelah selatan pasar seni Sukawati, katanya, sudah dibuatkan parkir.
"Saat ini parkir itu sudah bisa dipakai oleh para pengunjung," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pasar Seni Sukawati I Nengah Nama Artawa mengaku, komisi kepada pramuwisata yang diberikan oleh para pengelola pasar oleh-oleh menjadi salah satu penyebab menurunnya kunjungan wisatawan ke pasar seni Sukawati.
Tingkat kunjungan itu merosot sampai 15 persen dibandingkan dengan liburan tahun sebelumnya.
"Selain masalah komisi pramuwisata, parkir juga menjadi penyebab sepinya tingkat kunjungan wisatawan ke pasar seni Sukawati di kala musim libur tiba," ujarnya.
(ANT.PSO-199)
"Pemberian komisi ke pada pramuwisata itu tak akan bisa diberikan, karena pasar seni Sukawati merupakan pasar tradisional yang sudah memiliki ciri khas tersendiri," kata Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kamis.
Khusus untuk pasar oleh-oleh yang saat ini menerapkan pola komisi pramuwisata agar para wisatawan berbelanja ke tempatnya, bupati yang juga Ketua PHRI Bali itu mengaku diserahkan kepada sistem pasar.
"Pasar tradisional kalau diawasi dengan baik tak akan ditinggalkan oleh wisatawan," ujarnya.
Ketika ditanya soal infrastruktur, bupati asal Puri Agung Ubud yang juga seorang arsitek itu mengaku akan segera melakukan perbaikan di pasar seni Sukawati.
"Dana sudah ada untuk perbaikan infrastruktur seperti parkir dan trotoar, sekarang tinggal pengerjaan saja," ucapnya.
Sedangkan khusus untuk pasar seni di Desa Pekraman Sukawati yang berada di sebelah selatan pasar seni Sukawati, katanya, sudah dibuatkan parkir.
"Saat ini parkir itu sudah bisa dipakai oleh para pengunjung," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pasar Seni Sukawati I Nengah Nama Artawa mengaku, komisi kepada pramuwisata yang diberikan oleh para pengelola pasar oleh-oleh menjadi salah satu penyebab menurunnya kunjungan wisatawan ke pasar seni Sukawati.
Tingkat kunjungan itu merosot sampai 15 persen dibandingkan dengan liburan tahun sebelumnya.
"Selain masalah komisi pramuwisata, parkir juga menjadi penyebab sepinya tingkat kunjungan wisatawan ke pasar seni Sukawati di kala musim libur tiba," ujarnya.
(ANT.PSO-199)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: