Jakarta (ANTARA News) - Belanda memberikan bantuan dalam bentuk beragam program senilai sekitar 100 juta euro untuk peningkatan kualitas ekspor komoditas perikanan yang masuk ke wilayah Uni Eropa.

"Mereka (Uni Eropa, termasuk Belanda) berkepentingan agar produk Indonesia yang masuk ke wilayah mereka memenuhi standar mereka, dan bantuan yang diberikan kurang lebih 100 juta euro," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad seusai penandatanganan letter of commitment (LoC) RI-Belanda, di Jakarta, Kamis.

Fadel memaparkan, kerja sama yang dilakukan melingkupi sejumlah program seperti bidang manajemen pemasaran luar negeri dan "service seafood center".

Menteri Kelautan dan Perikanan mencontohkan, terdapat "training center" di Surabaya yang mendapatkan pelatihan terkait dengan perusahaan yang ingin memasok komoditas perikanan ke Uni Eropa.

"Pelatihan itu bukan hanya untuk perusahaan besar tetapi juga untuk usaha menengah/kecil," katanya.

Menurut dia, dengan pelatihan tersebut kini telah terjadi "zero return" atau tidak ada lagi komoditas ekspor tujuan Uni Eropa yang dikembalikan ke Indonesia.

Ia juga menuturkan, pada saat ini terdapat hingga 178 perusahaan Indonesia yang terdaftar dapat memasok komoditas perikanan ke Uni Eropa.

Sementara itu, Menteri Kerja Sama Internasional Belanda Ben Knapen mengatakan, bantuan itu juga dilandasi fokus penekanan terhadap aspek keamanan pangan dari pemerintahnya.

"Kami menyadari potensi Indonesia dalam sektor pangan sangat besar. Belanda berencana untuk bekerja sama lebih intensif dengan Indonesia," katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa pada 2050 diperkirakan terdapat sekitar sembilan miliar orang yang akan menderita kelaparan di seluruh dunia.

Dengan demikian, lanjutnya, dibutuhkan lebih banyak produksi pangan yang lebih tergantung pada pengembangan riset karena lahan yang tersedia di bumi untuk ditanami dinilai tidak akan bertambah.

Baik Ben Knappen maupun Fadel Muhammad mengutarakan agar kerja sama di sektor kelautan dan perikanan ini dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Semenjak 2007, kedua negara telah melakukan kerja sama di sektor kelautan dan perikanan antara lain melalui pembentukan Working Group of Agriculture, Fishery, and Forestry (WGAFF).

(M040)