Rupiah Kamis Siang Cenderung Stabil
7 Juli 2011 12:56 WIB
Seorang petugas menghitung uang rupiah di salah satu tempat perdagangan mata uang di Jakarta, Senin (2/5). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik 20 poin menjadi Rp8.543 per dollar AS dari penutupan hari sebelumnya Rp8.563. Rupiah diperkirakan akan terus menguat hingga mendekati level Rp8.500 per dollar AS. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis siang cenderung stabil, karena pelaku pasar khususnya asing hati-hati melakukan transaksi akibat krisis di kawasan Eropa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik empat poin menjadi Rp8.523 per dolar dari sebelumnya Rp8.532.
Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan, di Jakarta, mengatakan, pasar masih menunggu kelanjutan atas krsisis keuangan yang terjadi di Portugal.
Lembaga pemeringkat Moody's telah menurunkan peringkat kredit Portugal yang menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis finansial di Eropa telah menjalar ke negara lain setelah Yunani, kata Ifan Kurniawan .
Meski demikian, menurut dia, rupiah masih mendapat dukungan dari faktor fundamental ekonomi makro nasional yang tetap tumbuh dengan baik.
Akibatnya rupiah masih dapat bergerak naik meski dalam kisaran yang sempit, ujarnya.
Menurut Ifan, peluang rupiah untuk kembali menguat hingga berada dibawah angka Rp8.500 per dolar AS masih cukup besar.
Apalagi sejumlah investor asing mulai aktif melakukan investasi baru yang diperkirakan akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, ucapnya.
Indonesia, menurut dia, masih dilirik sejumlah investor yang ingin melakukan investasi baru, karena ekonominya yang terus tumbuh.
Bahkan diperkirakan akan menjadi basis produksi negara lain, karena sejumlah negara di Asia saat ini sedang dilanda inflasi yang tinggi, katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga mengatakan, pasar internal masih positif meski pelaku asing belum aktif bermain di pasar.
"Pelaku asing masih menunggu keluarnya data ekonomi AS seperti tingkat pengangguran yang akan keluar pada akhir pekan ini," kata Edwin Sinaga.
(ANT.H-CS/)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik empat poin menjadi Rp8.523 per dolar dari sebelumnya Rp8.532.
Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan, di Jakarta, mengatakan, pasar masih menunggu kelanjutan atas krsisis keuangan yang terjadi di Portugal.
Lembaga pemeringkat Moody's telah menurunkan peringkat kredit Portugal yang menimbulkan kekhawatiran bahwa krisis finansial di Eropa telah menjalar ke negara lain setelah Yunani, kata Ifan Kurniawan .
Meski demikian, menurut dia, rupiah masih mendapat dukungan dari faktor fundamental ekonomi makro nasional yang tetap tumbuh dengan baik.
Akibatnya rupiah masih dapat bergerak naik meski dalam kisaran yang sempit, ujarnya.
Menurut Ifan, peluang rupiah untuk kembali menguat hingga berada dibawah angka Rp8.500 per dolar AS masih cukup besar.
Apalagi sejumlah investor asing mulai aktif melakukan investasi baru yang diperkirakan akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat, ucapnya.
Indonesia, menurut dia, masih dilirik sejumlah investor yang ingin melakukan investasi baru, karena ekonominya yang terus tumbuh.
Bahkan diperkirakan akan menjadi basis produksi negara lain, karena sejumlah negara di Asia saat ini sedang dilanda inflasi yang tinggi, katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga mengatakan, pasar internal masih positif meski pelaku asing belum aktif bermain di pasar.
"Pelaku asing masih menunggu keluarnya data ekonomi AS seperti tingkat pengangguran yang akan keluar pada akhir pekan ini," kata Edwin Sinaga.
(ANT.H-CS/)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: