Teten: Kacang koro pedang dapat menjadi alternatif pengganti kedelai
25 Januari 2022 04:35 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat mengikuti acara Kick Off Penanaman Kacang Koro Pedang Bersama Koperasi Paramasera Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (24/1). ANTARA/HO-KemenkopUKM.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa kacang koro pedang dapat menjadi alternatif pengganti kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu untuk mengurangi ketergantungan impor kedelai.
"Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setiap tahun," ungkapnya saat mengikuti acara Kick Off Penanaman Kacang Koro Pedang Bersama Koperasi Paramasera Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (24/1).
Dalam pertemuan tersebut, Teten melakukan dialog dengan petani dan pengurus Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Baca juga: Teten dorong peternak ayam Ciremai Group gunakan KUR klaster pertanian
Menurut dia, kacang koro memiliki potensi sebagai substitusi impor menimbang satu hektare (ha) lahan yang digunakan untuk menanam komoditas tersebut dapat memproduksi lima ton.
“Kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha,” ungkap Menkop.
Ia mengatakan Kabupaten Sumedang akan dijadikan sebagai proyek percontohan pengembangan kacang koro pedang yang diharapkan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Pada tahun 2022, katanya, ditargetkan 100 ha lahan digunakan untuk menanam kacang koro pedang. Memasuki tahun 2023, akan dilakukan scalling up (perluasan) lahan penanaman kacang koro karena di Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha.
Baca juga: Teten : Kacang koro pedang bisa jadi alternatif pengganti kedelai
"Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi "offtaker". Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap," katai Teten.
Sebagai "offtaker" pertama dari para petani kacang moro, katanya, peran koperasi diharapkan menjadi jawaban untuk pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) tani yang dapat diakses oleh petani.
"Semoga melalui koperasi dan ragam program, pengembangan usaha, peningkatan kesejahteraan petani dapat diwujudkan," ucapnya.
Baca juga: Teten: Perpres kewirausahaan sangat diperlukan
Adapun Ketua Koperasi Paramasera Agus Soma menyatakan bahwa pengembangan kacang koro pedang ini dapat memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.
Hal ini, katanya, dinilai akan membuat Indonesia mampu berhemat hingga Rp8 triliun dalam satu tahun.
"Kita selama ini makan tempe dan tahu sebagai sumber protein, tapi ironinya kedelai ini diimpor 2,5 juta sampai 3 juta ton setiap tahun," ungkapnya saat mengikuti acara Kick Off Penanaman Kacang Koro Pedang Bersama Koperasi Paramasera Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Senin (24/1).
Dalam pertemuan tersebut, Teten melakukan dialog dengan petani dan pengurus Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Baca juga: Teten dorong peternak ayam Ciremai Group gunakan KUR klaster pertanian
Menurut dia, kacang koro memiliki potensi sebagai substitusi impor menimbang satu hektare (ha) lahan yang digunakan untuk menanam komoditas tersebut dapat memproduksi lima ton.
“Kalau mau substitusi 1 juta ton itu hanya butuh 200 ribu sampai 250 ribu ha,” ungkap Menkop.
Ia mengatakan Kabupaten Sumedang akan dijadikan sebagai proyek percontohan pengembangan kacang koro pedang yang diharapkan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Indonesia.
Pada tahun 2022, katanya, ditargetkan 100 ha lahan digunakan untuk menanam kacang koro pedang. Memasuki tahun 2023, akan dilakukan scalling up (perluasan) lahan penanaman kacang koro karena di Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha.
Baca juga: Teten : Kacang koro pedang bisa jadi alternatif pengganti kedelai
"Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi "offtaker". Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap," katai Teten.
Sebagai "offtaker" pertama dari para petani kacang moro, katanya, peran koperasi diharapkan menjadi jawaban untuk pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) tani yang dapat diakses oleh petani.
"Semoga melalui koperasi dan ragam program, pengembangan usaha, peningkatan kesejahteraan petani dapat diwujudkan," ucapnya.
Baca juga: Teten: Perpres kewirausahaan sangat diperlukan
Adapun Ketua Koperasi Paramasera Agus Soma menyatakan bahwa pengembangan kacang koro pedang ini dapat memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.
Hal ini, katanya, dinilai akan membuat Indonesia mampu berhemat hingga Rp8 triliun dalam satu tahun.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: