Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa produk fashion memberikan kontribusi terbesar dalam nilai ekspor sektor industri kreatif Indonesia pada 2010.

"Fashion merupakan subsektor dengan nilai ekspor terbesar di industri kreatif pada tahun 2010 yaitu sekitar 72 miliar dolar AS," kata Mari di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, nilai ekspor dari fashion tersebut adalah sekitar 55 persen dari total nilai ekspor industri kreatif pada 2010.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total nilai ekspor dari beragam hasil sektor industri kreatif di Indonesia pada 2010 mencapai 131 miliar dolar AS.

Selain itu, kata dia, fashion juga subsektor dalam industri kreatif yang banyak menyerap tenaga kerja.

Sedangkan untuk subsektor lainnya di industri kreatif, Mendag menuturkan bahwa film, video, dan fotografi merupakan sektor dengan pertumbuhan ekspor terbesar pada 2010 yaitu sebanyak 103, 19 persen.

Ke-14 subsektor dalam industri kreatif adalah arsitektur, desain, fesyen, film dan fotografi, kerajinan, layanan komputer dan piranti lunak, musik, pasar dan barang seni, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, serta televisi dan radio.

Sebelumnya, Mari Pangestu di Jakarta, 30 Juni, mengutarakan rasa bangganya terhadap keberlangsungan "Jakarta Fashion Week" sebagai salah satu ajang yang dinilai cukup berhasil dalam memajukan ekonomi kreatif Indonesia.

"Ekonomi kreatif yang kami lihat sudah cukup berkembang antara lain di fesyen. Ajang pamerannya sudah baik seperti `Jakarta Fashion Week`," katanya.

Mendag memaparkan, "Jakarta Fashion Week" pada awalnya hanyalah berupa pagelaran busana tetapi saat ini telah dapat menunjukkan keberhasilan antara lain dalam mengundang pihak pembeli internasional.

"Pelaksanaan pameran tidak otomatis menghasilkan `buyer`, tetapi pameran akan menimbulkan potensi yang bila disebarluaskan dengan baik, maka akan ada apresiasi sehingga benar-benar menjadi perhatian `buyer` dan `seller`. Ini perlu waktu," kata Mari.

(M040/B012)