Komandan Pangkalan Udara Utama Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama Dwi Putranto, Rabu, mengatakan, dalam latihan itu TNI-AU menurunkan sebanyak 150 prajurit dan Angkatan Udara Amerika Serikat menurunkan 87 prajurit.
Dalam latihan udara bersama bersansi Teak Iron 2011 tersebut, kedua negara menerapkan konsep operasi dukungan udara, terutama prosedur taktis.
Diharapkan dari latihan ini bisa memantapkan konsep operasi dukungan udara kedua negara, dan mempererat kerjasama antara kedua angkatan udara.
Simulasinya, pesawat tempur kedua negara melakukan pendaratan darurat di daerah operasi, sebab di daerah tersebut terdapat lima prajurit yang disendera musuh.
"Untuk membebaskan para sandera itu, diturunkanlah tim gabungan Korps Pasukan Khas TNI-AU dengan Angkatan Udara Amerika Serikat," katanya.
Putranto mengatakan, sejumlah prajurit disebar di wilayah musuh, mengepung daerah operasi, untuk melumpuhkan musuh.
"Operasi ini dilakukan dalam hitungan menit. Tim gabungan melumpuhkan lima prajurit musuh serta menyita sejumlah pucuk senjata api, dan lima prajurit berhasil dibebaskan, dua di antaranya luka tembak," katanya.
Setelah bisa dibebaskan, dilanjutkan dengan evakuasi udara para sandera dan pasukan gabungan pembebas. Untuk itulah C-130 Herkules TNI-AU diterbangkan dan mendaratkan para korban luka ke rumah sakit lapangan yang telah disediakan.
Dalam simulasi yang berlangsung selama 30 menit itu, TNI-AU menurunkan dua C-130 Herkules dari Skadron Udara 32. Pasukan pembebas dan pendukung diperankan Batalyon Pasukan Khas 464 dari pangkalannya di Malang.
Dedangkan Angkatan Udara Amerika Serikat juga menggunakan dua pesawat angkut berat serupa buatan Lockheed itu.
(ANT)