Jakarta (ANTARA News) - Jumlah ekspor dari industri ekonomi kreatif pada tahun 2010 mencapai 131 miliar dolar AS atau bertambah sekitar 1,5 kali lipat dari jumlah nilai enkspor pada tahun 2006 yang berjumlah 85 miliar dolar AS.

"Nilai ekspor 131 miliar dolar AS itu belum menghitung dari ekspor di bidang jasa," kata Menteri Perdagangan, Mari E Pangestu, dalam acara pembukaan Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2011, di Jakarta, Rabu.

Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011 merupakan acara tahunan hasil kolaborasi 14 lembaga/kementerian dan PPKI tahun ini merupakan yang digelar kelima kalinya sejak tahun 2006.

Menurut Pangestu, pada saat digelar pertama kali masih terdapat banyak orang yang masih belum memahami tentang istilah industri kreatif atau ekonomi kreatif.

"Namun kini ekonomi atau industri kreatif sudah menjadi bahasa baku," katanya.

Ia juga mengatakan, selain kenaikan nilai ekspor sejak 2006 hingga 2010, pada periode yang sama juga terjadi kenaikan persentase kontribusi industri kreatif dalam PDB Indonesia dari 7,4 persen menjadi 7,7 persen.

Menurut dia, hal itu menandakan adanya kenaikan kontribusi industri ekonomi kreatif yang sesuai dengan target yaitu berkobtribusi sekitar tujuh dan delapan persen per tahun.

Mendag memaparkan, kenaikan juga terjadi pada nilai tambah industri kreatif, yaitu dari Rp157 triliun pada 2006 menjadi Rp486 triliun pada 2010.

Pada PPKI kali ini, Kementerian Perdagangan terpilih sebagai Ketua Bidang Konvensi yang bertujuan untuk mendukung kolaborasi semua elemen krearif antara lain pelaku usaha kreatif, industri pengguna jasa dan produk kreatif, pemerintah, pakar, serta lembaga keuangan.

Tahun ini, jumlah peserta konvensi ditargetkan mencapai 6.000 orang. Pada pembukaan konvensi juga ditampilkan kolaborasi Saung Angklung Ujo dengan peragaan busana karya Lazuli Sarae.

Menurut Pangestu, melalui konvensi itu pemerintah ingin mendorong para creativepreneur untuk dapat tumbuh kembang menjadi sosok yang kreatif dan mandiri.

(ANT.M040/ )