Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Selatan menemukan sebanyak 57 siswa yang terpapar COVID-19 saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen.

Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, puluhan temuan kasus tersebut tersebar di 31 sekolah di Jakarta Selatan.

"Dari 31 sekolah itu, ada 22 sekolah yang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM)," kata Munjirin usai meninjau pelaksanaan vaksinasi penguat (booster) di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin.

Munjirin tak merinci secara jelas nama dan lokasi sekolah tersebut. Namun dia menyebutkan, sebagian di antaranya telah kembali menggelar PTM dengan protokol kesehatan ketat.

"Untuk yang positif itu otomatis 'tracing' (pelacakan) dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan, jadi semuanya sudah melakukan mekanisme. Antisipasi penyemprotan dan sebagainya kita lakukan juga," katanya.

Baca juga: Satu pasien varian Omicron yang meninggal sudah divaksin lengkap
Baca juga: Okupansi tempat tidur pasien COVID-19 di DKI Jakarta capai 31 persen
Munjirin mengatakan penghentian sementara PTM di sekolah itu telah sesuai standar operasional prosedur apabila ditemukan warga sekolah yang terkonfirmasi COVID-19.

Selama PTM ditiadakan, sekolah tetap memfasilitasi peserta didik dengan melaksanakan pembelajaran secara daring.

"Jadi pembelajaran bukan berhenti, lanjut lewat daring, nanti setelah selesai (penutupan sementara), baru 'offline' (PTM) lagi," ungkap Munjirin.

Di sisi lain, dia mengatakan kebijakan penghentian PTM 100 persen adalah keputusan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta sehingga temuan kasus COVID-19 di sekolah tidak serta merta membuat proses PTM di seluruh sekolah dihentikan.

"Kita nanti menunggu kebijakan dari provinsi khususnya dari Dinas Pendidikan," tutur dia.