Jakarta (ANTARA News)- Masih belum munculnya faktor positif dari global mengakibatkan para pelaku melakukan aksi lepas saham, namun faktor fundamental ekonomi nasional yang tetap baik menahan indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot lebih jauh.

Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya turun 3,341 poin atau 0,09 persen menjadi 3.920,786 dan indeks LQ-45 berkurang 2,531 poin atau 0,36 persen menjadi 694,366.

Analis PT Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi di Jakarta, Rabu mengatakan, pasar masih melakukan konsolidasi, karena ekonomi global yang masih belum pasti.

Kondisi global juga makin berat dengan diturunkan peringkat kredit Portugal oleh Lembaga Pemeringkat Moody`s, katanya.

Menurut dia, pelaku pasar khususnya asing lebih banyak melepas saham perbankan seperti Bank BRI, Bank BNI dan BCA.

Selain itu juga saham industri otomotif, dan industri rokok, ujar Ahmad Riyadi.

Ia mengatakan, pelaku asing memang melepas sahamnya tapi dalam jumlah yang kecil, karena mereka masih memfokuskan perhatian terhadap data AS yang akan keluar akhir pekan ini.

"Kami memperkirakan Data ekonomi AS seperti tingkat pengangguran akan keluar pada akhir pekan ini, " katanya.

Sementara itu, analis PT First Asia, Ifan Kurniawan, indeks tertekan pasar akibat menguatnya dolar AS terhadap euro.

Akibatnya pelaku asing di pasar domestik hanya melakukan aksi lepas, meski aksinya tidak begitu besar, ucapnya.

Saham-saham yang menekan indeks turun antara lain, Gudang Garam melemah Rp1.050 menjadi Rp42.800, saham Astra Internasional berkurang Rp550 menjadi Rp65.750, saham United Tractor turunRp250 menjadi Rp24.700.

Selain itu saham BRI melemah Rp100 menjadi Rp6.600, saham BCA turun Rp200 menjadi Rp7.650 dan saham Bank BNI merosot Rp75 menjadi Rp3.800.