Sri Mulyani sebut pembiayaan anggaran 2021 capai 86,3 persen
24 Januari 2022 14:09 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan pers tentang realisasi pelaksanaan APBN 2021 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pembiayaan anggaran tahun 2021 mencapai 86,3 persen dari target Rp1.006,4 triliun yaitu Rp868,6 triliun seiring defisit tahun lalu hanya sebesar 4,65 persen dari batas yang ditetapkan 5,7 persen dari PDB.
“Pembiayaan anggaran kita tahun 2021 itu jauh lebih rendah dari UU APBN,” katanya dalam Raker Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan fokus dalam menutup defisit yang utama adalah untuk penanganan pandemi COVID-19, mendorong pemulihan ekonomi nasional dan mendukung penguatan reformasi.
Ia menegaskan pembiayaan anggaran dilakukan secara prudent, terukur dan didukung oleh sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia yang sangat baik.
Sementara untuk pembiayaan utang tahun lalu adalah Rp867,4 triliun atau 73,7 persen dari APBN yakni berkurang hingga Rp310 triliun dari target seiring menurunnya defisit karena beberapa faktor.
Defisit menurun karena membaiknya penerimaan negara, optimalisasi penggunaan SAL, pemanfaatan fleksibilitas pinjaman program serta dukungan koordinasi berupa SKB III.
Pembiayaan utang ini selain untuk menutup defisit juga digunakan untuk pembiayaan investasi bagi BUMN dan BLU utamanya dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kualitas SDM.
“Kalau kita harus memilih menyelamatkan ekonomi, masyarakat atau APBN? Maka APBN nomor tiga. APBN akan pulih kalau masyarakat dan ekonomi pulih,” tegasnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi defisit APBN 2021 menurun jadi 4,65 persen PDBB
Baca juga: BI beli SBN di pasar perdana Rp131,96 triliun per 16 Agustus
Baca juga: Pemerintah alokasi Rp184,46 triliun pembiayaan investasi 2021
“Pembiayaan anggaran kita tahun 2021 itu jauh lebih rendah dari UU APBN,” katanya dalam Raker Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan fokus dalam menutup defisit yang utama adalah untuk penanganan pandemi COVID-19, mendorong pemulihan ekonomi nasional dan mendukung penguatan reformasi.
Ia menegaskan pembiayaan anggaran dilakukan secara prudent, terukur dan didukung oleh sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia yang sangat baik.
Sementara untuk pembiayaan utang tahun lalu adalah Rp867,4 triliun atau 73,7 persen dari APBN yakni berkurang hingga Rp310 triliun dari target seiring menurunnya defisit karena beberapa faktor.
Defisit menurun karena membaiknya penerimaan negara, optimalisasi penggunaan SAL, pemanfaatan fleksibilitas pinjaman program serta dukungan koordinasi berupa SKB III.
Pembiayaan utang ini selain untuk menutup defisit juga digunakan untuk pembiayaan investasi bagi BUMN dan BLU utamanya dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kualitas SDM.
“Kalau kita harus memilih menyelamatkan ekonomi, masyarakat atau APBN? Maka APBN nomor tiga. APBN akan pulih kalau masyarakat dan ekonomi pulih,” tegasnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi defisit APBN 2021 menurun jadi 4,65 persen PDBB
Baca juga: BI beli SBN di pasar perdana Rp131,96 triliun per 16 Agustus
Baca juga: Pemerintah alokasi Rp184,46 triliun pembiayaan investasi 2021
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: