Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Saan Mustopa menyatakan bahwa Partai Demokrat tidak mempunyai rencana menggelar kongres luar biasa.

Saan kepada pers di Jakarta Selasa menegaskan bahwa Partai Demokrat hanya akan menyelenggarakan rapat koordinasi nasional pada 23 Juli mendatang untuk konsolidasi.

"Rakornas akan dilakukan pada 23 Juli mendatang untuk konsolidasi partai," katanya.

Mengenai kemungkinan Partai Demokrat memecat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin baik sebagai kader partai maupun sebagai anggota DPR, Saan menjelaskan bahwa partai memiliki mekanisme sendiri.

Mengenai adanya rencana Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum melaporkan Nazaruddin ke Mabes Polri, Saan menjelaskan bahwa laporan itu merupakan inisiatif pengacara di PD seperti Patra Zen, Deny Kailimang dan Hinca Panjaitan.

"Mas Anas menghargai semua itikad baik teman-teman. Kita tidak khawatir dengan tudingan Nazar, bahkan kalau dikatakan Nazar punya bukti sekali pun, laporkan saja ke penegak hukum," katanya.

Saan juga mengungkapkan bahwa bisa saja Nazaruddin dikendalikan oleh pihak luar meski dirinya tidak berpretensi seperti itu.

Dia juga tidak mengerti mengapa hanya Partai Demokrat (PD) yang dijelek-jelekkan oleh Nazaruddin dan menyerahkan jawaban hal itu sepenuhnya pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya tidak berpretensi bahwa ada orang per orang memanfaatkan situasi PD saat ini, tapi mungkin aja hal itu terjadi," tandasnya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edy Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga mengatakan sejauh ini PD tidak pernah berwacana mengenai kongres luar biasa. "Kita hanya ingin melakukan konsolidasi dan menjalankan program kerja. Saya tidak melihat urgensi bagi PD untuk mengelar KLB," katanya.

Ibas mengemukakan, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Nazaruddin sudah sangat mencederai Partai Demokrat terutama pada pihak-pihak yang ditudingnya. Nazaruddin sudah terlalu jauh melangkah sehingga memancing reaksi dari kader-kader Partai Demokrat.

"Kalau soal Nazaruddin, itu sudah terlalu jauh dan mungkin memancing reaksi dari rekan-rekan PD yang lain. Semua pernyataan baik melalui SMS, maupun BBM sangat mencederai PD terutama terhadap orang-orang yang ditudingnya," kata Ibas.

Ibas pun menyindir Nazaruddin sebagai politisi yang senang bernyanyi dengan nyanyian yang tidak enak didengarkan. "Nazar menurut saya adalah seorang politisi dan bukan penyanyi. Nyanyian Nazar sungguh tidak enak didengar dan tidak nyaman bagi orang yang dituduh," katanya.

Di era kebebasan demokrasi seperti saat ini tetap saja ada norma-norma yang tetap harus dijaga meskipun kebebasan berpendapat tetap harus dihargai. " Saya menghargai kebebasan demokrasi, berpendapat dan penyiaran. Tapi, akan tidak baik juga jika seseorang yang dibutuhkan keberadaannya dalam penegakan hukum tidak mengutarakan hal itu di forum yang tepat," katanya.

Ibas pun menyarankan Nazaruddin bisa cepat kembali ke tanah air dan mengutarakan segala sesuatu yang diketahuinya secara terang benderang di depan penegak hukum. "Kita minta Nazaruddin pulang karena kita tidak ingin PD terus dihakimi dan divonis media," katanya.

(S023/Z002)