Islamabad (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Perdana Menteri Pakistan Syed Yusuf Raza Gilani Ahad mengatakan, pemerintah tidak pernah mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan udara Pakistan untuk serangan pesawat mata-mata di daerah-daerah suku.
Pernyataan Gilani terbaru itu muncul di tengah kontroversi tentang penggunaan pangkalan udara Shamsi di provinsi barat daya Balochistan, pada saat media lokal melaporkan bahwa AS telah menggunakan pangkalan udara itu untuk serangan-serangan pesawat tak berawak.
Menteri Pertahanan Pakistan Ahmed Mukhtar Chaudhry mengatakan pekan lalu, bahwa Islamabad telah meminta AS untuk mengosongkan pangkalan udara Shamsi.
Seorang pejabat Amerika yang tak disebut namanya dalam reaksinya menolak seruan Pakistan itu agar Amerika meninggalkan pangkalan udara tersebut.
Kepala Staf Angkatan Udara Pakistan mengatakan kepada sidang gabungan parlemen pada Mei, bahwa pangkalan udara Shamsi telah disewakan ke Uni Emirat Arab (UEA) dan media Pakistan kemudian melaporkan bahwa UAE telah memungkinkan AS menggunakannya untuk serangan-serangan pesawat mata-matanya.
"Pemerintah saya tidak mengizinkan Amerika menggunakan pangkalan-pangkalan udara Pakistan untuk serangan pesawat mata-mata", tegas Perdana Menteri Gilani kepada wartawan, di pusat kota Multan, pada Ahad.
"Pemerintah mantan Presiden Pervez Musharraf telah mengizinkan AS menggunakan pangkalan-pangkalan udara untuk tujuan pengintaian," kata Perdana Menteri itu.
Tetapi kenyataannya, pesawat-pesawat tak berawak Amerika itu secara teratur menembakkan rudal-rudal ke daerah suku Pakistan meski ada penentangan publik oleh para pemimpin Pakistan, namun CIA telah mengesampingkan perubahan kebijakan dan menegaskan bahwa serangan-serangan itu berguna untuk menghilangkan Al-Qaida dan Taliban.
Menanggapi pertanyaan tentang ketegangan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, Perdana Menteri Gilani mengatakan bahwa Pakistan telah mengajukan protes terhadap pemerintah Afghanistan atas serangan-serangan terbaru oleh gerilyawan di wilayah Pakistan dari bumi Afghanistan.
Tentara Pakistan mengatakan bahwa kelompok gerilyawan telah melancarkan lima serangan terhadap pos pemeriksaan perbatasan di wilayah Pakistan dari wilayah Afghanistan dalam sebulan ini, menewaskan hampir 50 tentara dan melukai sekitar 80 lainnya.
Pihak berwenang Afghanistan menyatakan bahwa pasukan Pakistan baru-baru ini menembakkan ratusan roket dan artileri ke wilayah provinsi timur Kunar Nangrahar dan menyebabkan jatuhnya korban sipil.
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan operasi militer melawan gerilyawan di Waziristan Utara, Gilani mengatakan, Pakistan tidak akan melaksanakan operasi di daerah suku Waziristan Utara seperti yang didekte orang lain.
"Jika demi kepentingan negara, kita akan melanjutkan dengan rencana, tetapi jika tidak dalam kepentingan kita, kita tidak akan meluncurkan operasi apapun seperti yang dituntut pihak lain," katanya.
Ia menambahkan bahwa tentara dan kepemimpinan politik pada halaman yang sama untuk menangani masalah kekerasan kelompok gerilyawan.
Atas pertanyaan lain, Perdana Menteri Gilani mengesampingkan pemilihan umum sela di negaranya setelah mitra koalisi utama berpisah dengan pemerintah.
Dia mengatakan bahwa pemerintah akan menyelesaikan lima tahun masa konstitusionalnya, dan pemilihan berikutnya akan diadakan pada awal 2013 sesuai jadwal.
(H-AK)
PM Pakistan: AS Tidak Gunakan Pangkalan Pakistan untuk Serangan Pesawat
4 Juli 2011 08:49 WIB
Yousuf Raza Gilani (REUTERS.com)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011
Tags: