Jakarta (ANTARA) - Brigita Meliala atau dikenal dengan nama panggung Idgitaf mengawali tahun yang baru lewat perilisan mini album perdana berjudul "Semoga Sembuh".

Mini album ini merupakan bentuk manifestasi Gita dalam bermusik sebagai remaja yang berhasil melewati dan merangkum fase kehidupan.

Baca juga: Chintya Gabriella rilis single terbaru "Hanya Dalam Mimpi"

“Kenapa dirilis Januari karena aku pengin lagu-lagu di dalamnya bisa menemani orang di saat lagi sedih di tahun 2022 atau tahun-tahun berikutnya. Jadi, kalau lagi sedih tinggal bawa ini aja di perjalanan hidup kalian. Suatu saat nanti, mungkin ada yang relate,” kata Gita dalam keterangannya, Jumat.

Tema besar yang disuguhkan album ini berupa tahapan penyembuhan luka untuk bangkit dari kesedihan.

Album ini berisi total lima lagu termasuk dua single yang lebih dulu beredar, “Berlagak Bahagia”, “Sekuat Sesakit”, “Takut”, “Kasur Tidur”, dan “Semoga Sembuh” yang dipilih sebagai focus track album.

Penulisan lagu-lagunya memiliki cerita yang saling berkesinambungan. Saat menuliskan “Berlagak Bahagia” di tahun 2018, Gita menemukan dirinya untuk mendapatkan cara terbaik dalam menghadapi rasa sedih.

Setelah perlahan memahami, bahwa amarah yang dirasakan seseorang itu memerlukan keterbukaan. Gita mencoba untuk mempercayai orang lain untuk berbagi kesedihannya dan membuka diri lewat nomor “Sekuat Sesakit”, yang diteruskan fase berikutnya lewat lagu “Takut” untuk merefleksikan dan menguatkan diri.

Baca juga: Neida sambut tahun baru dengan harapan baik lewat single "Nirmala"

Gita langsung menyambung cerita hidupnya di “Kasur Tidur”. Lagu yang spesial karena ia menciptakan imajinasi yang mungkin sebelumnya tak terpikirkan.

Tuhan diibaratkan kasur tidur. Tempat yang ternyaman bagi Gita, setiap kali ia kembali ke rumah. Kasur tak pernah berubah fungsi dan keberadaannya.

Dengan lagu ini, ia mendapatkan penguatan dari diri sendiri dan penciptanya.

Di nomor terakhir “Semoga Sembuh”, Gita menuliskannya saat mulai memahami dan bisa berdamai dengan dirinya sendiri.

Ini yang menjadi fase dirinya untuk bisa membantu orang lain. Walau mungkin kehadiran dirinya tidak berpengaruh banyak. Namun, ia berharap lagu ini bisa menjadi kekuatan.

Bukan cuma tentang kekuatan lirik lagu, Gita selalu memikirkan konsep yang terbaik dalam memvisualisasikan karya musiknya. Ia beranggapan, lagu-lagu yang sedih tidak selamanya harus digambarkan dengan abu-abu, hitam, monokrom, atau warna-warna gelap lainnya.

Terdapat tiga elemen penting untuk cover art albumnya, yaitu tangga, bunga, dan kupu-kupu.

Tangga melambangkan pertambahan usia, serta bunga dan kupu-kupu melambangkan kesembuhan dan harapan.

Demi menebus kerinduan penggemarnya, Gita tengah mempersiapkan pertunjukan intim “Semoga Sembuh” yang akan berlangsung Februari mendatang.

Selain itu, ia siap mengeluarkan mini albumnya dalam versi deluxe berisi dua lagu tambahan yang mempresentasikan bahwa proses sembuh itu proses yang panjang dan banyak pelajaran yang didapatkan.

“Enggak cuma pas lagi sakit doang. Tapi setelah sakit pun banyak, dari perubahan mindset, perubahan gaya hidup. Kenapa ada deluxe ini, karena aku pengin cerita juga. Setelah aku sembuh itu apa, apa yang aku rasain. Itu yang pengin aku bagi,” tutup Gita.

Setelah lulus dari Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Indonesia. Memasuki usia yang ke-22 tahun, Gita berencana akan lebih memantapkan diri sebagai penulis lagu dan mendalami beberapa instrumen musik.

Perilisan album Semoga Sembuh ini menyusul kesuksesan yang telah diraihnya lewat single “Takut” atas pencapaian 12 juta lebih penonton via kanal YouTube Idgitaf dan jumlah pendengar yang menghiasi digital streaming platform.


Baca juga: ASIRINDO tunjuk Musik Hub sediakan konten musik Indonesia yang resmi

Baca juga: "Melancholy" rangkum kisah patah hati Kaleb J

Baca juga: Tren musik 2022: Dangdut makin jaya, rock perlu waktu untuk pulih