Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengatakan kebijakan insentif pajak (Pajak Pertambahan Nilai/ PPN) di sektor properti akan memberikan multiplier effect (efek berganda) kepada ratusan industri dan sekitar 350 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kenapa terkait semua? Karena dari mulai beli keset dan sapu pasti akan membeli produk dari UMKM. Tidak mungkin dari industri," katanya sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, setiap kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh industri seperti perkakas alat kebersihan dapat diakomodasi oleh sejumlah UMKM untuk menyediakan produk tersebut.

Insentif pajak properti juga akan memberikan dampak kepada 174 pelaku industri lainnya. Salah satu sektor yang paling terdampak secara signifikan adalah industri semen dalam negeri.

“Sebanyak 70 persen beban semen nasional di Indonesia untuk properti,” ungkapnya.

Adanya insentif pajak properti ini dianggap dapat menggelorakan kembali industri-industri lain mengingat sektor properti memiliki banyak keterkaitan dengan sektor lainnya.

Masyarakat disebut pula terdampak positif dari kebijakan insentif pajak properti karena adanya insentif ini mempengaruhi harga rumah.

Jika dihitung secara mendalam, lanjut Totok, PPN yang berjumlah 10 persen akan sangat dirasakan lebih murah bagi masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.

"Kalau dihitung KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dengan insentif 10 persen sangat dirasakan oleh masyarakat," ujar dia.

Totok optimis, kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah akan memulihkan kembali sektor properti seperti sediakala setelah terdampak pandemi COVID-19.
Baca juga: REI: Tren pertumbuhan properti perlu didukung insentif pemerintah
Baca juga: Menteri PUPR sebut insentif PPN bantu tingkatkan penjualan properti
Baca juga: Kemenkeu: Perpanjangan PPN DTP properti dorong investasi perumahan