Kendari (ANTARA News) - Benteng Liya Togo di Desa Liya Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara akan ditetapkan jadi Cagar Budaya Dunia oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

"Saat ini Benteng Liya Togo dalam proses pemugaran dengan menggunakan dana kementerian itu senilai Rp1,5 miliar," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Tawakal, di Kendari, Jum`at.

Menurut Tawakal, Kemenbudpar menjadikan Benteng Liya Togo sebagai Cagar Budaya Dunia, karena memiliki keunikan yang sulit dijumpai di belahan dunia mana pun.

Konstruksi benteng yang tersusun atas batu-batu tanpa menggunakan perekat semen, kata dia, merupakan keunikan tersendiri dari benteng peninggalan Kesultanan Buton itu.

"Konstruksi benteng Liya Togo, mirip bangunan Benteng Keraton Buton yang ada di Kota Baubau, karena memang daerah Wakatobi pernah menjadi wilayah admistrasi kekuasaan Kesultanan Buton," katanya.

Menurut Tawakal, Benteng Liya Togo yang tersusun dari batu-batu itu dibangun di atas lahan seluas 30 hektar lebih.

Di dalam benteng yang konstruksinya mirip Benteng Keraton Buton di Kota Baubau itu, kata dia, terdapat masdjid tua yang diberi nama Masjid Liya Togo

"Konon, masjid tua di dalam benteng itu menjadi pusat penyebaran Agama Islam pertama di kepulauan Tukang Besi atau kini Wakatobi dan sekitarnya," katanya.

Tawakal mengatakan pekerjaan pemugaran benteng tersebut direncanakan selesai sebelum acara puncak pembukaan kegiatan Sail Wakatobi Belitong di Pantai Desa Sombu, Kecamatan Wangi-wangi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebab dalam rangkaian kegiatan Sail Wakatobi Belitong tersebut, Benteng Liya Togo ditetapkan sebagai Cagar Budaya Dunia.

"Mendahului penetapan itu, akan digelar Seminar Internasional tentang tradisi lisan yang rencananya dipusatkan di Liya Togo," katanya.

Menyambut pembukaan Sail Wakatobi Belitong kata Tawakal pihaknya juga mempersiapkan berbagai atraksi budaya daerah Wakatobi seperti Kabuenga, Karia, Bangka Mbule-mbule dan sejumlah tarian tradisional setempat.

"Tradisi Kabuenga (ajang muda mudi mencari jodoh), Karia (cara mengislamkan perempuan Wakatobi) dan Bangka (Mbule-mbule (melarung sesajen di tengah laut) sudah masuk dalam kalender Pariwisata Nasional yang digelar setiap bulan Agustus," katanya.

(ANT. PSO-227)