Jakarta (ANTARA) - Konsumsi berlebihan probiotik tidak selalu berarti hasil yang lebih baik dan, sebaliknya ini dapat memicu beberapa efek samping yang membuat Anda tidak nyaman.

“Beberapa penelitian menunjukkan menggunakan lebih banyak bakteri sebenarnya dapat melawan (efek positif probiotik). Jika bakteri sampai ke makanan sebelum kita, mereka dapat mengubahnya menjadi gas,” kata pakar gastroenterologi Ashkan Farhadi, MD,MS,FACP seperti dikutip dari Insider, Kamis.

Akibatnya, Anda mungkin mengalami kembung atau masalah perut yang umumnya berupa sakit serta diare.

Baca juga: Pentingnya prebiotik dan probiotik untuk nutrisi anak di masa pandemi

Efek samping yang paling sering yakni kondisi perut penuh gas dapat terjadi ketika seseorang pertama kali mulai mengonsumsi probiotik, karena usus mereka mungkin mengalami beberapa perubahan tingkat bakteri.

Namun, biasanya, jika dia mengonsumsi dalam dosis rata-rata, efek samping ini akan segera hilang ketika tubuh bisa menyesuaikan.

Ada sejumlah orang yang berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek samping seperti infeksi atau bila terlalu banyak mengonsumsi probiotik yakni mereka dengan penyakit serius atau sistem kekebalan yang lemah.

Jika Anda termasuk dalam salah satu kategori tersebut, maka penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi probiotik.

Dosis rata-rata suplemen probiotik yakni 1-10 miliar unit pembentuk koloni (CFU) menurut National Institutes of Health. Sebagian besar probiotik di pasaran memiliki jumlah ini, meskipun ada produsen produk yang mengklaim memiliki hingga 50 miliar CFU.

Namun, belum ada penelitian konkrit yang menyebutkan berapa dosis yang paling efektif, kata Farhadi.

Baca juga: KKP: Kultur probiotik berpotensi lesatkan kinerja budidaya perikanan

Baca juga: Hoaks! Minuman probiotik cegah kanker paru-paru

Baca juga: Probiotik hingga klorofil, bakal trend produk kecantikan 2022