Tangerang (ANTARA) - Korban banjir luapan sungai di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten kini bertambah menjadi 660 kepala keluarga (KK) atau bertambah sebanyak 310 keluarga dari kedua desa yang terdampak.

Camat Pakuhaji, Asmawi di Tangerang, Kamis mengatakan bahwa dengan bertambahnya jumlah korban terendam banjir karena seiring meluapnya aliran sungai besar di wilayah itu dengan ditambah intensitas hujan tinggi.

"Dari data yang diterima seperti di kampung Sungai Turi, RT 01, 02 RW10 Desa Laksana Kecamatan Pakuhaji sebanyak 175 KK, kemudian di RW 11, Desa Laksana sebanyak 175 KK, selanjutnya di kampung Kebon Mahi RT.01/01 Desa Gaga sebanyak 80 KK dan kampung Kamal RT. 02/05, Desa Gaga sebanyak 230 KK," katanya.

Ia menjelaskan, meski korban bertambah, namun warga setempat masih enggan untuk mengungsi karena mereka menganggap peristiwa itu sudah sering dan biasa terjadi.

"Sampai saat ini warga tidak mau dievakuasi atau mengungsi, karena menganggap hal yang biasa," ujarnya.

Baca juga: Banjir rob di Dadap Tangerang rendam tiga RW

Baca juga: Atasi banjir, Pemkot Tangerang perbesar kolam pompa di Komplek DDN


Ia mengungkapkan, untuk kondisi ketinggian air saat ini masih bervariasi mulai dari 50 centimeter hingga 80 centimeter dengan situasi genangan belum terlihat adanya tanda-tandanya surut.

"Sampai saat ini air belum ada tanda-tanda surut, namun dalam keadaan kondusif," ungkapnya.

Ia mengaku, pihaknya akan terus melakukan update data dan pemantauan kondisi wilayah terdampak banjir dari luapan sungai tersebut.

Selain itu, pihaknya pun terus mengimbau dan mengingatkan kepada warganya untuk tetap waspada serta menjaga kesehatan dengan baik, karena situasi saat ini masih dalam keadaan pandemi COVID-19.

"Apabila ketinggian air semakin naik, warga segera siap-siap meninggalkan lokasi, mencari tempat mengungsi ke tempat lebih tinggi dan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan 3 M," kata dia.

Baca juga: Sungai meluap, 350 KK di Kabupaten Tangerang terendam banjir

Baca juga: Banjir di wilayah Tangerang ganggu aktifitas ekonomi warga