Palangka Raya (ANTARA News) - Forki Kalimantan Tengah mengaku sangat dirugikan pada saat berlangsungnya pelaksanaan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Karate Junior dan Kadet Piala Mendagri XV dan Mendiknas IV 2011 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan dari 23-25 Juni lalu.

"Kami sangat kecewa dan tidak puas terhadap wasit, juri, dan panitia ketika penyelenggaraan Kejurnas tersebut," kata Wakil Bendara dan Tim Ofisial Forki Kalteng, H Hamli Tulis, di Palangka Raya, Rabu.

Dijelaskannnya, kekecewaan Forki Kalteng bukan tanpa alasan, karena pada saat pendaftaran atlit, skema pertandingan selalu berubah-berubah sehingga membuat para atlet, official dan bahkan pendamping atlet harus lari ke sana ke mari untuk mendaftarkan atletnya agar bisa ikut bertanding.

Jika tidak didaftarkan maka atlet akan kehilangan haknya untuk ikut bertanding, ujar Hamli.

Selain itu juga pada saat pertandingan berlangsung, para Wasit banyak berbeda pendapat dengan para juri untuk memberikan angka kepada atlit berdasarkan warna sabuk yang dipakai ketika bertanding.

Tidak hanya itu, ia menganggap wasit memihak kepada salah satu atlet dari daerah lain, dengan memberikan kemenangan, yang sebenarnya jatuh kepada atlet dari provinsi lain.

Satu hal yang membuat Forki Kalteng prihatin, karena ulah wasit yang berat sebelah, sehingga mengakibatkan terjadinya keributan yang hampir saja mengacaukan pertandingan yang sedang berlangsung.

Diungkapkannya, tidak hanya Forki Kalteng saja yang merasa tidak puas sewaktu penyelenggaraan Kejurnas Junior tersebut, akan tetapi dari provinsi lain juga mengalami hal yang sama.

Kalau seperti ini terus dan tidak ada sportifitas dalam pertandingan, maka nilai arti dari sebuah kebersamaan dalam membangun FORKI untuk bisa lebih maju kedepannya hanyalah sebuah ilusi yang tidak ada gunanya," ucap Hamli.

Untuk itu ke depannya ia berharap dan mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang kembali sehingga dapat menghasilkan bibit karateka yang benar-benar bisa mengukir pretasi baik nasioanal dan internasional dengan menjunjung tinggi sporitivitas.

"Mudah-mudahan keluhan kami ini dapat didengar dan ditindaklanjuti baik oleh Ketua Umum Forki Pusat, Mendagri dan Mendiknas sehingga tidak lagi menuai protes dari daerah yang merasa dirugikan,"pungkasnya.