Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan masih berada di bawah laki-laki, yang sedikit banyak masih dipengaruhi budaya patriarki.

Dalam diskusi virtual tentang gender shaming di tempat kerja yang diadakan PLN Peduli, Menaker menjelaskan bahwa dari jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai sekitar 140 juta orang hanya sekitar 40 persen diantaranya adalah perempuan.

"Ini disebabkan karena angka tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih berada jauh di bawah laki-laki," ujar Menaker Ida dalam diskusi yang diikuti dari Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menaker: Masih ada diskriminasi berbasis gender bagi pekerja perempuan

Menurut data per Agustus 2021, TPAK perempuan pada tahun itu adalah 53,34 persen, dibandingkan TPAK laki-laki, yaitu 82,27 persen. Angka TPAK perempuan pada 2021 itu memperlihatkan sedikit kenaikan dibandingkan pada 2020, yaitu 53,13 persen dan pada 2019 sebesar 51,81 persen.

Selain peningkatan yang cenderung kecil, Menaker mengatakan TPAK perempuan di Indonesia juga masih berada di bawah beberapa negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.

"Temuan ini sedikit banyak berkaitan dengan budaya patriarki yang masih cukup mengakar dan mengidentikkan perempuan dengan pekerjaan di ranah domestik," katanya.

Ketimpangan itu juga terlihat dari tataran pendidikan, dengan perempuan memiliki persentase angkatan kerja yang memiliki pendidikan SMP ke bawah lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu 55,80 persen dibandingkan 53,92 persen, menurut data per Februari 2021.

Baca juga: Menaker dorong perusahaan beri kesempatan kerja bagi perempuan

Baca juga: Menaker minta dunia usaha ikut cegah pelecehan seksual di tempat kerja


Sedangkan di tingkat pendidikan menengah, persentase perempuan lebih rendah dengan 27,86 persen, jika dibandingkan laki-laki 35,27 persen.

"Salah satu bukti adanya diskriminasi bagi perempuan di tempat kerja adalah dalam hal upah. Data menunjukkan bahwa rata-rata upah buruh perempuan untuk semua jenjang pendidikan dan kelompok umur masih berada cukup jauh di bawah buruh laki-laki," katanya.

Namun, kata Menaker, terdapat sedikit temuan menggembirakan dengan angka tingkat pengangguran terbuka perempuan masih berada di bawah laki-laki. Data per Agustus 2021, memperlihatkan tingkat pengangguran terbuka perempuan adalah 6,11 persen, dibandingkan 6,74 persen untuk laki-laki.