Dumai (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Provinsi Riau menyatakan asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang melanda wilayah Sumatra berpotensi terbawa angin sampai ke negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau Warih Puji Lestari, Rabu, mengatakan arah angin saat ini cenderung bergerak dari tenggara dan barat daya Sumatra dengan kecepatan berkisar lima hingga 15 kilometer per jam.
"Kondisi itu sangat memungkinkan asap sisa kebakaran yang terjadi di lahan dan hutan Sumatra seperti Jambi, Sumatra Selatan dan Riau `terbang` ke Malaysia dan Singapura," katanya.
Ia mengatakan, angin yang menerbangkan asap ke Malaysia dan Singapura itu juga didukung kondisi cuaca terik atau panas yang diprediksi masih akan terus melanda wilayah Sumatra, terutama Riau yang saat ini terdeteksi memiliki 28 titik api.
"Potensi bertambahnya titik kebakaran hutan dan lahan juga sangat tinggi, dan jika dalam sehari kecepatan angin berada di atas 15 kilometer per jam, terbangnya asap ke Malaysia dan Singapura akan lebih cepat," ujarnya.
Namun menurut Warih jika sewaktu-wakti arah angin berubah dan kecepatan tidak menentu, asap sisa kebakaran hutan dan lahan lebih cenderung berputar di wilayah Sumatra.
"Kemungkinan terburuk masih berpotensi, karena dalam beberapa hari ke depan Sumatra khususnya Riau masih kurang hujan," katanya.
Pantauan satelit cuaca yang dioperasikan "National Oceanic Atmospheric Agency" (NOAA) Amerika Serikat di Sumatra terdapat sebanyak 36 titik api yang tersebar di beberapa wilayah langganan kebakaran hutan dan lahan, meliputi Provinsi Jambi sebanyak tiga titik api, Sumatra Selatan empat, dan Sumatra Barat satu titik.
"Sementara Provinsi Riau dengan sebaran terbanyak, yakni 28 titik api," katanya.
Asap sisa kebakaran hutan tersebut saat ini telah menyelimuti sebagian wilayah di Riau, seperti Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir. (*)
(T.KR-FZR/E005)
BMKG : Asap Bisa Sampai Malaysia dan Singapura
29 Juni 2011 10:30 WIB
ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA/Joko Djooks/FBA)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: