Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, melemah seiring antisipasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed.

Rupiah bergerak melemah 27 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.336 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan tekanan mungkin berlanjut terhadap rupiah hari ini seiring dengan semakin tingginya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS.

"Antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS telah mendorong yield obligasi pemerintah AS terus naik. Yield tenor 10 tahun sudah menyentuh 1,88 persen, level tertinggi dalam dua tahun," ujar Ariston.

Di sisi lain, penurunan besar indeks saham AS semalam juga menambah sentimen negatif untuk aset berisiko hari ini, termasuk rupiah.

"Selain itu harga minyak yang tinggi yang kini berada di kisaran 86 dolar AS per barel juga bisa menekan rupiah karena bisa menurunkan surplus neraca perdagangan Indonesia dimana Indonesia adalah net importir minyak," kata Ariston.

Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (18/1) kemarin mencapai 1.362 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,27 juta kasus. Khusus untuk kasus terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron, saat ini totalnya mencapai 840 kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 9 kasus sehingga totalnya mencapai 144.183 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 564 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,12 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 9.564 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 177,26 juta orang dan vaksin dosis kedua 120,62 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan rupiah hari ini akan tertekan ke kisaran Rp14.360 per dolar AS hingga Rp14.380 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.320 per dolar AS.

Pada Selasa (18/1) lalu, rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.324 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.296 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah ditutup melemah menanti kebijakan The Fed
Baca juga: Rupiah menguat jelang dimulainya rapat bulanan Bank Indonesia
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup jatuh, dipicu sentimen pengetatan The Fed