Yogyakarta (ANTARA News) - Peringatan Isra dan Mi`raj merupakan momentum bagi umat Islam untuk membenahi shalat agar lebih bermanfaat, sehingga dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Shalat adalah tiang agama, jika shalatnya rusak, maka akan rusaklah sendi-sendi yang lain. Shalat merupakan amalan pertama kali yang ditanyakan dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT kelak di akhirat," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov DIY Ichsanuri pada peringatan Isra dan Mi`raj Nabi Muhammad SAW, shalat dapat mengubah seseorang menjadi lebih bermakna dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

"Peristiwa Isra dan Mi`raj Nabi Muhammad SAW bertujuan untuk menguji sampai di mana kadar keimanan seseorang dalam menerima perintah Allah SWT untuk menjalankan ibadah shalat lima waktu," katanya.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama DIY Maskul Hadi mengatakan tujuan memperingati Isra dan Mi`raj Nabi Muhammad SAW untuk memberikan tauziah kepada para pegawai di lingkungan Pemprov DIY.

"Hal itu diharapkan dapat meningkatkan mental spiritual para pejabat dan staf untuk shalat dan gemar mengaji. Dengan shalat dan mengaji dapat menghindari perbuatan yang keji dan munkar dalam menjalankan amanah sebagai aparatur negara," katanya.

Ustadz Husna Bey Fananie dalam tauziahnya mengatakan bagi umat Islam, shalat bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga menjadi bagian hidup setiap hari dalam menjalankan ibadah.

"Dengan demikian, umat Islam akan lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan memahami nilai-nilai ajaran Islam yang bisa diteruskan kepada generasi penerus bangsa," katanya.(*)

(L.B015*H010/M008)