Yogyakarta (ANTARA News) - Anak-anak mengkritik peran ibu melalui surat dalam lomba menulis surat untuk ibu yang digelar Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Provinsi DIY.

"Kami menerima sekitar 3.000 surat dari anak-anak di seluruh Indonesia. Sebagian besar isi surat tersebut menanyakan mengapa ibu sibuk mencari uang dan mengejar karir sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk anak-anak," kata Ketua GPMB DIY, Hajar Pamadi, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, menulis surat tersebut adalah salah satu bentuk ekspresi anak-anak dalam mengungkapkan perasaannya yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari.

Menulis surat, lanjut dia, juga membuktikan bahwa anak-anak usia pendidikan dasar tersebut memiliki minat baca yang cukup baik.

Tujuan besar yang ingin dicapai dalam lomba tersebut adalah untuk mengembalikan peran ibu yang sudah mulai mengalami pergeseran dari semula sebagai "perpustakaan" akan berbagai hal, menjadi hanya berperan sebagai orang yang melahirkan anak saja.

"Bagaimana perkembangan anak dan pembentukan kepribadiannya itu tidak lagi dipentingkan bahkan diserahkan ke pembantu," katanya.

Lomba menulis surat tersebut diadakan sejak 22 Desember 2010 dan ditutup pada 10 Juni 2011. Panitia menerima 3.000 surat dari berbagai penjuru Indonesia, namun hanya ada 1.700 surat yang lolos seleksi administrasi.

"Sisanya, tidak menuliskan kategori lomba sehingga panitia tidak dapat melakukan penilaian," katanya yang mengatakan ada tiga kategori yakni siswa kelas 1-3 SD, kelas 4-6 SD dan SMP.

Panitia penyelenggara kemudian memilih 10 orang sebagai pemenangnya, di antaranya berasal dari Muara Enim Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Wonosobo Jawa Tengah, dan kota serta kabupaten di DIY kecuali Kabupaten Kulon Progo.

"Kami berharap, kegiatan ini dapat digelar lagi tahun depan. Jika mungkin, ibu-ibu yang akan menjadi pesertanya," lanjutnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Linda Gumelar berkesempatan hadir dan menyerahkan hadiah secara langsung kepada pemenang.

"Anak-anak harus dibiasakan untuk menulis sebagai cara menyalurkan ekspresi tentang diri sendiri atau orang lain," katanya.

Menulis yang harus didahului dengan kemampuan membaca, lanjut dia, juga menjadi cara untuk pembentukan karakter bangsa.

Ia menegaskan, partisipasi anak sangat penting untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan orang dewasa sudah sesuai kebutuhan, keinginan dan kepentingan anak-anak yang dijamin oleh Undang-Undang Perlindungan Anak.
(ANT.E013)