Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 26 orang tewas dalam dua serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat Senin di daerah suku Pakistan barat laut, Waziristan Selatan, menurut laporan siaran lokal TV Urdu, Geo.

Menurut laporan-laporan media lokal, sebagaimana dinyatakan Xinhua/OANA, Selasa, pesawat-pesawat tanpa awak AS itu melancarkan dua serangan di daerah yang sama dengan pada Senin (28/6).

Pada saat serangan pertama dilancarkan Senin larut malam di daerah Mantoi, Waziristan Selatan, dan dilaporkan 12 orang tewas.

Serangan kedua yang diluncurkan pada Senin malam di wilayah Waziristan Selatan, Mantoi dengan target di dua rumah, menewaskan 14 orang lainnya.

Serangan Senin adalah ke-39 (dihitung berdasarkan serangan) dari jenisnya yang dilancarkan pesawat tak berawak (UAV - unmanned aerial vehicle) AS di wilayah Pakistan sejak tahun ini.

Untuk saat ini, total 344 orang, yang sebagian besar diyakini gerilyawan, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut pada tahun 2011.

Menurut laporan AFP, serangan pesawat tak berawak AS pada Senin malam itu menghancurkan sebuah kamp pelatihan militan di kawasan suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, menewaskan 12 gerilyawan Taliban, kata sejumlah pejabat.

Pesawat itu menembakkan dua rudal, yang menghancurkan bangunan-bangunan di daerah Shakai, kawasan suku Waziristan Selatan, kata pejabat-pejabat Pakistan.

Menurut mereka, gerilyawan Taliban menggunakan bangunan itu sebagai tempat pelatihan.

"Sebuah pesawat tak berawak AS menembakkan dua rudal. Kamp pelatihan itu hancur sepenuhnya, 12 militan tewas," kata seorang pejabat keamanan di Peshawar kepada AFP.

Seorang pejabat keamanan lain di Wana, kota utama di Waziristan Selatan yang terkenal sebagai markas gerilyawan, mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban.

Pesawat-pesawat tak berawak AS dikabarkan melancarkan belasan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di negara itu.

Hal ini karena persepsi banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak kepada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, dan penduduk merasa itu pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

(ANT.H-AK)