Jakarta (ANTARA News)- Berlanjut menguat dolar AS terhadap semua mata uang Asia memberikan dampak negatif terhadap pasar uang domestik, sehingga rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa siang bergerak turun.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun delapan poin menjadi Rp8.623 per dolar dibanding sebelumnya Rp8.615.

Analis PT Bali Securities, Ketut Tri Bayuna di Jakarta, Selasa mengatakan, koreksi terhadap rupiah saat ini hanya sementara, karena pelaku asing khawatir memegang aset negara berkembang berkaitan dengan krisis finansial di Yunani yang diperkirakan akan berdampak kepada negara lain.

Namun rencana Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan bantuan sebesar 24 miliar euro akan memberikan dampak positif terhadap pasar internasional, katanya.

Menurut dia, apabila voting DPR Yunani setuju memperoleh pinjaman dari IMF maka pelaku asing akan kembali masuk ke pasar domestik untuk bermain di pasar uang.

"Kami optimis bantuan IMF itu akan memberikan pengaruh positif terhadap pelaku asing untuk melakukan pembelian saham maupun rupiah di pasar domestik," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia ketentuan Basel III bagi perbankan internasional menambah modalnya juga memberikan dampak positif terhadap pasar.

Basel III internasional menetapkan penambahan dana perbankan diturunkan yang semula tiga persen menjadi 2,5 persen.

Hal ini memberikan ruang gerak bagi perbankan internasional untuk dapat memberikan dividen dari keuntungan yang diperolehnya, tuturnya.

Karena itu, lanjut dia peluang rupiah kedepan untuk kembali menguat cukup besar, karena arus modal asing akan kembali memasuki pasar domestik.

"Kami optimis rupiah akan dapat bergerak naik hingga kembali mendekati angka Rp8.500 per dolar," ucapnya.

Sementara itu, analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan mengatakan, peluang rupiah untuk naik kembali masih besar, karena pasar emerging market khusunya masih tetap dinilai menarik.

"Kami yakin pasar domestik akan dibanjiri aksi beli rupiah oleh pelaku asing," ucapnya.
(CS)