Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaksanakan kegiatan first cut fabrikasi dua proyek minyak dan gas bumi yang dijadwalkan onstream pada 2022 dan 2023.

Kedua proyek tersebut adalah MAC yang dilaksanakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Husky-CNOOC Madura Ltd (HCML) dan Forel-Baronang oleh Medco E&P Natuna Ltd.

"Kapasitas fasilitas produksi proyek MAC yang akan dibangun sebesar 50 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Proyek ini dijadwalkan onstream pada kuartal IV 2022," kata Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Ardiansyah.

Dia menjelaskan bahwa lingkup pekerjaan utama proyek MAC adalah satu buah wellhead platform, delapan kilometer 10-inch subsea pipeline, hot tap ke-28 inch EJGP, dan sewa mobile offshore production unit (MOPU).

Fasilitas produksi proyek Forel-Baronang yang akan dibangun sebesar 10.000 barel minyak per hari (BOPD) dan 43 MMSCFD (gas lift, gas injection, dan own use). Proyek ini dijadwalkan onstream pada kuartal IV 2023.

Ardiansyah menuturkan bahwa proyek ini terdiri atas dua buah wellhead platform, 17 kilometer 8-inch subsea pipeline, dan sewa floating production storage and offloading (FPSO).

Dia menghimbau KKKS maupun PT Meindo Elang Indah selaku kontraktor engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) agar dalam pelaksanaan kedua proyek tersebut senantiasa menerapkan kaidah-kaidah manajemen proyek yang baik serta mengedepankan pelaksanaan aspek keselamatan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL) juga prinsip empat No's di hulu migas, yaitu no bribery, no kickback, no gift, dan no luxurious hospitality.

"SKK Migas terus menerus mengingatkan aspek K3LL merupakan prioritas di industri hulu migas, sehingga menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu menjaga agar zero accident dapat tercapai hingga kedua proyek ini onstream," ucap Ardiansyah.

SKK Migas mencatat investasi untuk kedua proyek ini berjumlah sekitar 429 juta dolar AS atau setara Rp6,2 triliun.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus menyambut baik dan mengapresiasi investasi yang dilakukan oleh HCML dan Medco.

"Kami berharap investasi tersebut selain dapat meningkatkan produksi migas nasional juga dapat memberikan multiplier effect hulu migas bagi perekonomian nasional maupun lokal di Kepulauan Riau," kata Rikky.

Sementara itu, Manager Regional Office and Relations HCML Hamim Tohari mengatakan potensi produksi dari Lapangan MAC diketahui sebesar 50 MMSCFD.

"HCML sudah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan PT Petrokimia Gresik sebesar 15 MMSCFD, PT Bayu Buana Gemilang 10 MMSCFD, dan PT Inti Alasindo Energy 10 MMSCFD. Lifting gas ini akan memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di Jawa Timur," jelas Hamim.

HCML menanamkan investasi tersebut untuk memaksimalkan produksi dalam jangka waktu lima sampai tujuh tahun.

"Kami mengupayakan pengembangan Lapangan MAC yang diperkirakan onstream pada kuartal IV 2022 sebagai bagian dari upaya kami memberikan sumbangsih kepada Indonesia," kata Hamim.

Vice President Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi mengatakan sebagian gas dari Lapangan Baronang akan digunakan untuk mendukung produksi Lapangan Forel. Sedangkan minyak dari Lapangan Forel diproyeksikan akan menambah produksi sebesar 10 ribu BOPD.

SKK Migas berharap tambahan produksi dari dari Lapangan Forel-Baronang dan Lapangan MAC dapat mendukung pencapaian target SKK Migas sebesar 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di 2030.

Baca juga: SKK Migas: Realisasi investasi hulu migas 2021 capai 10,7 miliar dolar
Baca juga: SKK Migas bangun aplikasi monitoring dukung percepatan produksi sumur
Baca juga: Industri hulu migas komit penuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri