Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa pagi bergerak melemah tipis lima poin ke posisi Rp8.620 poin dibanding posisi sebelumnya Rp8.615.

Analis pasar uang dari Bank Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan, pergerakkan pasar uang cenderung kurang ramai dikarenakan pelaku pasar masih mencermati perkembangan kondisi di Yunani.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga tengah mengamankan dananya pada mata uang yang aman dan kuat di tengah kondisi global yang tidak menentu seperti pada mata uang dolar AS.

"Mata uang dolar AS menjadi salah satu tempat pilihan bagi investor untuk menjaga nilai mata uang. Pelaku pasar merasa lebih aman dengan menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS ditengah kondisi perekonomian global yang masih memberikan sentimen negatif," kata dia.

Pelaku pasar uang, tambah dia, mengkawatirkan sentimen dari eksternal seperti kondisi Yunani diperkirakan akan memberi efek domino terhadap negara lain di kawasan eropa.

Ia menambahkan, Surat Utang Negara (SUN) di Amerika Serikat (AS) juga terjadi peningkatan, hal itu dilakukan investor untuk melindungi nilai investasi, sehingga membuat mata uang dolar AS menguat kembali terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah.

Analis Pasar uang dari Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pelaku pasar masih akan memperhatikan perkembangan kondisi di Yunani, tetapi sentimen pasar diperkirakan positif pada perdagangan hari ini didukung oleh pulihnya bursa AS dan Eropa.

"Mata uang rupiah diperkirakan akan cenderung menguat pada hari ini," ujar dia.
(*)