Jakarta (ANTARA News) - Perasaan makin khawatir dengan krisis utang di Yunani yang berlanjut mengalami gagal bayar mendorong pelaku pasar khususnya asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan aksi lepas saham sehingga indeks Harga Saham gabungan (IHSG) turun.
Indeks BEI turun 0,69 persen atau 26,385 poin menjadi 3.822,173 dan indeks LQ-45 berkurang 4,961 atau 0,73 persen menjadi 676,478.
Analis Eko Capital, Cecep Ridwan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa masalah global yang makin memburuk menimbulkan kekhawatiran pelaku asing melepas saham.
Namun, ia menilai, aksi lepas saham itu diperkirakan hanya sementara saja, karena pelaku asing akan kembali mencari pasar yang dapat memberikan keuintungan.
Oleh karena itu, lanjut dia , pelaku asing diperkirakan akan memasuki pasar Asia yang ekonominya terus membaik, apalagi Asia disebutkan sebagai motor penggerak ekonomi dunia.
"Kami optimis pelaku asing akan masuk pasar Asia menempatkan dananya di kawasan tersebut, " ujarnya.
Imbal hasil surat utang Amerika Serikat, menurut dia , dengan jangka waktu dua tahun mengalami penurunan sebesar lima poin menjadi 0,33 persen menimbulkan kekhawatiran pelaku asing bahwa ekonomi AS terus terpuruk.
Kondisi ini menimbulkan keyakinan pelaku bahwa krisis utang Yunani akan mengalami gagal bayar, katanya.
Akibatnya pelaku asing di pasar lokal lebih aktif melepas saham seperti saham Astra Internasional turun Rp1000 menjadi Rp60.900/lembar, saham Gudang Garam melemah Rp450 menjadi Rp46.600, saham Indosit berkurang Rp100 menjadi Rp5.050.
Selain itu saham Excel turun Rp100 menjadi Rp5.900, saham Telkom turun Rp100 menjadi Rp3.025, dan saham Inco melemah Rp50 menjadi Rp4.475, saham dan saham Bukit Asam berkurang Rp100 menjadi Rp3.025.
Sedangkan saham yang paling banyak dijual adalah saham BUMI sebanyak 32,36 juta unit dengan nilai Rp98,65 miliar pada kurs akhir Rp3.025 atau turun Rp100.
(T.H-CS/A011)
Tekanan Negatif Berlanjut, Indeks BEI Turun
27 Juni 2011 17:51 WIB
Mengamati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA/Ismar Patrizki)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: