Jakarta (ANTARA News) - Kondisi pasar global yang masih bergejolak membuat pelaku pasar uang menempatkan dananya pada dolar Amerika Serikat (AS), sehingga nilai mata uang rupiah bergerak melemah 20 poin pada Senin sore.

Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin sore bergerak melemah 20 poin ke level Rp8.615 poin dibanding posisi terakhir sebelumnya Rp8.595.

"Pelaku pasar merasa lebih aman dengan menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS di tengah kondisi perekonomian global yang masih berada dalam posisi sentimen negatif," kata analis pasar uang dari Bank Himpunan Saudara Tbk., Rully Nova, di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan, Surat Utang Negara (SUN) di AS yang meningkat membuat mata uang dolar AS bergerak menguat, hal itu dilakukan investor untuk melindungi nilai investasi.

"Menguatnya dolar AS dipicu oleh peningkatan minat beli pada SUN, investasi teralihkan pada SUN untuk melindungi nilai investasinya. Secara teoritis ruang likuiditas menjadi mengetat dan transaksi di bursa saham menjadi minim," ujarnya.

Sementara, lanjut dia, sentimen positif di dalam negeri dengan beberapa asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada 2012 yang optimis, seperti pertumbuhan ekonomi hingga tujuh persen, target inflasi yang rendah antara empat persen hingga 5,3 persen, belum direspon baik oleh pasar.

"RAPBN untuk 2012 yang optimis belum menjadi faktor positif untuk pelaku pasar, sentimen negatif eksternal terutama di Yunani masih mendominasi," kata Rully.

Ia menyatakan, krisis ekonomi yang terjadi di Yunani dikawatirkan membawa efek domino terhadap negara lainnya di kawasan Eropa.

"Jika krisis Yunani tidak diselesakan dengan cepat, maka krisis itu dikawatirkan akan merembet ke negara lainnya. Saat ini, peringkat bank dan obligasi di Italia diekspektasikan akan diturunkan oleh salah satu lembaga pemeringkat internasional. Hal itu menambah sentimen negatif pada perekonomian global," katanya menambahkan.
(T.KR-ZMF/A027)