Polandia masuki gelombang ke-5 COVID
18 Januari 2022 09:38 WIB
Arsip Foto - Para komuter tiba dari Polandia berdiri di samping perbatasan Jerman-Polandia menyebrang Stadtbruecke (jembatan kota) saat mereka menunggu untuk tes penyakit virus korona (COVID-19), di Frankfurt (Oder), Jerman, Senin (22/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Hannibal Hanschke/hp/cfo/am.
Warsawa (ANTARA) - Polandia memasuki gelombang kelima pandemi COVID-19, kata Menteri Kesehatan Adam Niedzielski pada Senin (17/1) sambil memperingatkan bahwa penyebaran varian Omicron berpotensi mencetak rekor lonjakan kasus baru COVID-19 di negara itu.
Meski jumlah kasus harian melandai sejak awal Desember, anggota timur terbesar Uni Eropa itu sedikit mempunyai waktu jeda dari gelombang keempat. Otoritas kerap melaporkan 10.000 lebih kasus harian COVID di tengah tingkat vaksinasi yang rendah dan pembatasan ruang gerak masyarakat.
"Kami memprediksikan bahwa puncak infeksi akan terjadi pada pertengahan Februari dan angkanya mencapai sekitar 60.000 kasus per hari," kata Menkes saat jumpa pers.
Rekor kasus harian Polandia selama pandemi dilaporkan pada 1 April 2021 dengan 35.251 kasus.
Menurut Menkes, kasus harian COVID-19 pada Selasa kemungkinan mencapai 20.000 kasus.
Pada Jumat 13 dari 17 anggota Dewan Medis Polandia yang menasehati perdana menteri soal COVID-19 mengundur diri, mengecam apa yang menurut mereka minim pengaruh sains terhadap kebijakan.
Salah satu anggota yang mundur Dr Konstanty Szuldrzynski pada Senin mengatakan kepada TVN24 bahwa tingkat kematian di negara-negara yang menerapkan pembatasan lebih ketat, angkanya lebih rendah dibanding Polandia. Dan bahwa gelombang kelima pandemi bakal membebani layanan kesehatan di negara tersebut.
"Kami akan memasuki gelombang selanjutnya Omicron yang sama sekali tanpa persiapan," katanya. "Harap diingat bahwa tingkat kematian yang tinggi di Polandia tidak sekadar terkait dengan persentase penerima vaksin yang rendah tetapi juga dengan fakta bahwa sistem kesehatan kami sangat ketinggalan."
Menkes mengaku sudah berupaya membujuk anggota dewan yang hengkang agar melanjutkan tugasnya, namun gagal. Menurutnya, badan penasihat baru akan dibentuk dengan wajah yang berbeda.
"Perubahan itu terutama akan memperluas formatnya, sehingga semakin banyak ahli yang akan membantu dan memberi masukan nasehat kepada perdana menteri," katanya.
Negara berpenduduk sekitar 38 juta itu telah melaporkan 4.323.482 kasus dan 102.309 kematian COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tingkat vaksinasi rendah, kematian di Polandia lampaui 100.000
Baca juga: Australia amankan lagi satu juta dosis vaksin Pfizer dari Polandia
Baca juga: Polandia hadapi peningkatan kasus COVID saat varian Delta menyebar
Meski jumlah kasus harian melandai sejak awal Desember, anggota timur terbesar Uni Eropa itu sedikit mempunyai waktu jeda dari gelombang keempat. Otoritas kerap melaporkan 10.000 lebih kasus harian COVID di tengah tingkat vaksinasi yang rendah dan pembatasan ruang gerak masyarakat.
"Kami memprediksikan bahwa puncak infeksi akan terjadi pada pertengahan Februari dan angkanya mencapai sekitar 60.000 kasus per hari," kata Menkes saat jumpa pers.
Rekor kasus harian Polandia selama pandemi dilaporkan pada 1 April 2021 dengan 35.251 kasus.
Menurut Menkes, kasus harian COVID-19 pada Selasa kemungkinan mencapai 20.000 kasus.
Pada Jumat 13 dari 17 anggota Dewan Medis Polandia yang menasehati perdana menteri soal COVID-19 mengundur diri, mengecam apa yang menurut mereka minim pengaruh sains terhadap kebijakan.
Salah satu anggota yang mundur Dr Konstanty Szuldrzynski pada Senin mengatakan kepada TVN24 bahwa tingkat kematian di negara-negara yang menerapkan pembatasan lebih ketat, angkanya lebih rendah dibanding Polandia. Dan bahwa gelombang kelima pandemi bakal membebani layanan kesehatan di negara tersebut.
"Kami akan memasuki gelombang selanjutnya Omicron yang sama sekali tanpa persiapan," katanya. "Harap diingat bahwa tingkat kematian yang tinggi di Polandia tidak sekadar terkait dengan persentase penerima vaksin yang rendah tetapi juga dengan fakta bahwa sistem kesehatan kami sangat ketinggalan."
Menkes mengaku sudah berupaya membujuk anggota dewan yang hengkang agar melanjutkan tugasnya, namun gagal. Menurutnya, badan penasihat baru akan dibentuk dengan wajah yang berbeda.
"Perubahan itu terutama akan memperluas formatnya, sehingga semakin banyak ahli yang akan membantu dan memberi masukan nasehat kepada perdana menteri," katanya.
Negara berpenduduk sekitar 38 juta itu telah melaporkan 4.323.482 kasus dan 102.309 kematian COVID-19.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tingkat vaksinasi rendah, kematian di Polandia lampaui 100.000
Baca juga: Australia amankan lagi satu juta dosis vaksin Pfizer dari Polandia
Baca juga: Polandia hadapi peningkatan kasus COVID saat varian Delta menyebar
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: