Lima juta vaksin Sinovac tiba di Indonesia
17 Januari 2022 18:23 WIB
Indonesia kembali kedatangan vaksin dalam rangka memenuhikebutuhan vaksinasi Nasional. Dalam tahap kedatangan ke-197 ini, Indonesia kedatangan lima juta dosis vaksin Sinovac. "Vaksin yang datang kali ini adalah hasil pembelian langsung," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Senin (17/1/2022). ANTARA/HO-Taofiq Rauf/InfoPublik/Kominfo Newsroom/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia kembali kedatangan vaksin dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. Dalam tahap kedatangan ke-197 ini, Indonesia kedatangan lima juta dosis vaksin Sinovac.
"Vaksin yang datang kali ini adalah hasil pembelian langsung," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Senin.
Baca juga: Pemerintah beli 6 juta dosis vaksin Sinovac pastikan stok aman
Usman menambahkan, terus berdatangannya vaksin menandai konsistensi pemerintah Indonesia dalam upaya mencukupi kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan kedatangan vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.
Menurutnya, seluruh vaksin yang datang tersebut adalah bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
"Karenanya, sejak awal, Pemerintah Indonesia melakukan upaya diplomasi untuk bisa secara cepat dan lancar mendapatkan akses vaksin," katanya.
Usman menegaskan, ketersediaan vaksin ini sangatlah penting, terlebih saat ini, pemerintah mulai melaksanakan pemberian vaksin booster demi meningkatkan lagi perlindungan kepada masyarakat.
Pemerintah sedang gencar-gencarnya mempercepat program vaksinasi ini kepada masyarakat Indonesia. Selain pemberian vaksin booster, pemerintah juga tetap meningkatkan program vaksinasi di daerah-daerah, khususnya yang capaian vaksinasinya masih relatif rendah.
Pada 2022 ini, pemerintah menargetkan minimal 70% penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.
Usman menyebut, vaksinasi adalah salah satu kunci untuk melindungi diri dan bangsa dari ancaman COVID-19. Tercapainya herd immunity di Indonesia bisa meningkatkan kemampuan bangsa untuk segera keluar dari pandemi yang telah berlangsung dua tahun ini.
"Program vaksinasi sudah berlangsung setahun, dan kita telah berada di jalur yang tepat dengan terus mengamankan stok vaksin untuk kebutuhan penduduk Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, terkait penyebaran varian Omicron, dia mengatakan, pemerintah berupaya sekuat tenaga agar varian tersebut tidak meluas.
Usman pun meminta pemerintah daerah untuk menggencarkan penelusuran dan pengetesan kontak erat guna mendeteksi kasus konfirmasi secara lebih dini.
Seluruh elemen masyarakat juga diharapkan agar menjaga situasi Indonesia tetap baik dan mempertahankan tingkat penularan rendah.
Usman mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, mematuhi protokol kesehatan dan semua imbauan pemerintah. Dan bagi yang belum divaksin untuk segera divaksinasi.
"Pelaksanaan protokol kesehatan juga tidak boleh ditinggalkan dan diabaikan serta vaksinasi harus disegerakan," tegasnya.
Baca juga: "Booster" Sinovac mampu tingkatkan antibodi tanpa ada reaksi merugikan
Baca juga: 10.000 anak di Palmerah telah tervaksinasi jenis Sinovac
Baca juga: WHO: Sinopharm, Sinovac jadi bagian penting dari inisiatif COVAX
"Vaksin yang datang kali ini adalah hasil pembelian langsung," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Senin.
Baca juga: Pemerintah beli 6 juta dosis vaksin Sinovac pastikan stok aman
Usman menambahkan, terus berdatangannya vaksin menandai konsistensi pemerintah Indonesia dalam upaya mencukupi kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan kedatangan vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.
Menurutnya, seluruh vaksin yang datang tersebut adalah bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
"Karenanya, sejak awal, Pemerintah Indonesia melakukan upaya diplomasi untuk bisa secara cepat dan lancar mendapatkan akses vaksin," katanya.
Usman menegaskan, ketersediaan vaksin ini sangatlah penting, terlebih saat ini, pemerintah mulai melaksanakan pemberian vaksin booster demi meningkatkan lagi perlindungan kepada masyarakat.
Pemerintah sedang gencar-gencarnya mempercepat program vaksinasi ini kepada masyarakat Indonesia. Selain pemberian vaksin booster, pemerintah juga tetap meningkatkan program vaksinasi di daerah-daerah, khususnya yang capaian vaksinasinya masih relatif rendah.
Pada 2022 ini, pemerintah menargetkan minimal 70% penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.
Usman menyebut, vaksinasi adalah salah satu kunci untuk melindungi diri dan bangsa dari ancaman COVID-19. Tercapainya herd immunity di Indonesia bisa meningkatkan kemampuan bangsa untuk segera keluar dari pandemi yang telah berlangsung dua tahun ini.
"Program vaksinasi sudah berlangsung setahun, dan kita telah berada di jalur yang tepat dengan terus mengamankan stok vaksin untuk kebutuhan penduduk Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, terkait penyebaran varian Omicron, dia mengatakan, pemerintah berupaya sekuat tenaga agar varian tersebut tidak meluas.
Usman pun meminta pemerintah daerah untuk menggencarkan penelusuran dan pengetesan kontak erat guna mendeteksi kasus konfirmasi secara lebih dini.
Seluruh elemen masyarakat juga diharapkan agar menjaga situasi Indonesia tetap baik dan mempertahankan tingkat penularan rendah.
Usman mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada, mematuhi protokol kesehatan dan semua imbauan pemerintah. Dan bagi yang belum divaksin untuk segera divaksinasi.
"Pelaksanaan protokol kesehatan juga tidak boleh ditinggalkan dan diabaikan serta vaksinasi harus disegerakan," tegasnya.
Baca juga: "Booster" Sinovac mampu tingkatkan antibodi tanpa ada reaksi merugikan
Baca juga: 10.000 anak di Palmerah telah tervaksinasi jenis Sinovac
Baca juga: WHO: Sinopharm, Sinovac jadi bagian penting dari inisiatif COVAX
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: