Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mencatat rata-rata transaksi yang menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pulau Dewata per bulannya pada 2021 mencapai 400 ribu transaksi dengan nominal Rp32 miliar.

"Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata transaksi tahun 2020 yang tercatat sebesar 156 ribu transaksi per bulan dengan nominal Rp13 miliar," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.

Sedangkan total mercant QRIS di Bali hingga 31 Desember 2021 tercatat sebanyak 395.838 merchant. Jumlah ini melebihi target 2021 dengan angka realisasi 109 persen dan angka pertumbuhan 126 persen (yoy).

"Bali peringkat kedelapan secara nasional dengan jumlah merchant QRIS terbanyak, walaupun dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang tidak terlalu luas dan banyak," kata Trisno.

Untuk meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan pemangku kepentingan sistem pembayaran dan juga memamerkan kegiatan penggunaan QRIS, maka awal 2022 ini juga diadakan kegiatan "UMKM SIAP QRIS, Bali Bangkit" di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Menurut Trisno, acara yang juga merupakan pra-kegiatan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) secara nasional itu sengaja memilih lokasi penyelenggaraan di bandara.

"Dipilih bandara, sebagai simbol bahwa QRIS sebagai kanal pembayaran nirsentuh yang cepat, mudah, murah, aman dan handal di Bali telah tersedia dan dapat digunakan oleh masyarakat dari mulai menginjakkan kaki di Bali," ucapnya.

Pada kegiatan tersebut, BI berkolaborasi dengan BPD Bali, Angkasa Pura, Dekranasda Provinsi Bali dan Balimall.id dalam mempersiapkan dan menghadirkan festival dan pameran produk UMKM beserta kuliner yang semuanya telah menyediakan fasilitas pembayaran QRIS.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pada Sabtu (15/1) secara langsung melakukan peninjauan dan mencoba bertransaksi dengan QRIS pada beberapa produk dari UMKM kuliner dan kriya khas Bali.

Pada kesempatan itu, Menparekraf menyampaikan kegiatan "showcase" QRIS ini memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong penguatan ekosistem digital khususnya pada sektor ekonomi kreatif karena menyasar langsung pelaku usaha maupun para wisatawan yang berkunjung di Bali.

"Dengan QRIS yang terdistribusi secara masif, maka bukan hanya kita meningkatkan kapasitas dari UMKM dan pelaku usaha di sini, tetapi kita juga mematuhi protokol kesehatan pasca pandemi," ucapnya.

Dengan demikian, menurut Sandiaga, kita bisa menjaga angka penularan COVID-19 terkendali dan pada akhirnya mempercepat "travel corridor" pariwisata.

Baca juga: BI proyeksikan ekonomi Bali 2022 bisa tumbuh di atas 6 persen

Baca juga: BI Bali siapkan inovasi dorong penggunaan QRIS oleh masyarakat

Baca juga: Pemprov Bali raih Bank Indonesia Awards 2021 bidang implementasi QRIS

Baca juga: BI optimistis Bali dapat menjadi "surga" pelaku startup