Jakarta (ANTARA News) - Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memiliki kualitas udara dan lingkungan hijau yang baik dibandingkan tiga kota di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Menurut Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, Peni Susanti, di Jakarta, Minggu, kedua wilayah tersebut termasuk daerah resapan air, sehingga kualitas udara dan lingkungan hijau yang baik.

Peni Susanti menyebutkan, keberadaan lingkungan atau ruang hijau di Jakarta sudah minim sekali dan mencapai tingkat meresahkan. Saat ini ruang hijau yang dimiliki Jakarta hanya berkisar pada 9,36 persen dari seluruh luas daerah itu sendiri.

"Kami berusaha menyelamatkan daerah-daerah terbuka atau ruang hijau yang tadinya lokasi pembuangan sampah diubah menjadi taman-taman. Jadi kami targetkan 13 persen dapat tercapai kepemilikan ruang hijau," katanya.

Untuk mencapai target itu, Pemerintah Daerah Jakarta menegaskan akan mengembangkan kaderisasi generasi muda Jakarta yang peduli akan lingkungan.

Peni menyadari tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah kota Jakarta melainkan juga harus dibantu partisipasi dari masyarakat.

"Jadi kalau semua masyarakat peduli kita akan dapat ruang terbuka hijau yang secara alamiah masyarakat menjaga. Yang terpenting sisi pemberdayaan dan meningkatkan peran serta masyarakat," lanjutnya.

Menyikapi perubahan cuaca yang sekarang terjadi, Peni Susanti mengimbau kepada masyarakat bersama Pemprov DKI harus bersinergi melaksanakan langkah-langkah nyata. Ini penting untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem ini. Sebagai contoh, masyarakat perlu memanfaatkan air sehemat mungkin, tidak boleh boros.

Masyarakat perlu membuat lubang biopori untuk menyimpan air hujan menjadi air tanah.

"Air hujan tidak terbuang percuma, tapi terserap ke tanah. Dengan demikian, saat kemarau panjang, sumur masyarakat masih menyimpan air tanah," ujarnya.

Program pengalihan bahan bakar minyak ke gas elpiji, penghijauan atau green building, dan hemat energi listrik harus didukung karena dapat mengurangi pembuangan karbon emisi dan dampak rumah kaca. Pengolahan sampah dengan mengurangi, memanfaatkan kembali limbah, dan mendaur ulang sampah harus berhasil.

"Dengan demikian, gas buang emisi bisa maksimal dan akhirnya dapat mengurangi dampak perubahan iklim," lanjutnya.

(ANT.PSO-009)