Jayapura (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, menilai batik papua yang dihasilkan oleh butik Port Numbay di Kota Jayapura yang asuhan Jimy Hendrick Afaar sudah sangat bagus.

"Saya rasa (batik papua) bagus, ini kelihatannya perpaduan antara budaya/adat dari berbagai suku yang ada di Papua. Dan coba diceritakan kembali melalui batik," katanya kepada sejumlah media usai melihat dari dekat bagaimana butik Port Numbay membatik motif budaya/adat dari berbagai suku yang ada di Papua, Sabtu.

Ia menilai, apa yang dilakukan oleh Jimy Hendrick Afaar merupakan inisiatif yang baik dan sudah berusaha mengikuti perkembangan batik.

"Dan ini yang mereka lakukan adalah batik tulis, bukan cap atau dicetak, apa lagi dengan menggunakan pewarna dari alam. Dan ini perkembangan yang baik," nilainya.

Pangestu juga menyambut baik, cita-cita "mama-mama pembatik" yang ada di tempat tersebut bisa dipekerjakan, sehingga hal ini akan dibicarakan dengan dinas ataupun pihak terkait.

"Agar 'mama-mama pembatik' itu bisa bekerja, yang pada intinya mereka inginkan tempat pelatihan," katanya seraya mencontohkan PT Freeport Indonesia yang banyak membantu untuk menciptakan lapangan pelatihan di Papua.

Ia meyakini, akan banyak orang yang mengenal batik Papua karena punya ciri khas tersendiri sehingga akan banyak orang ingin memakai atau sekedar koleksi sejumlah batik dengan motif yang berbeda-beda.

"Kan motif Papua ini menarik sekali. Saya pikir tiap potong batik dengan motif tertentu punya ceritanya tersendiri," katanya sambil menekankan jika tiap hasil potongan dari batik Papua perlu ceritanya tersendiri, akan meningkatkan nilai produk tersebut.

Sementara itu, Jimy Hendrick Afaar pemilik butik Port Numbay mengatakan sebagai anak Papua, Ia merasa terpanggil untuk menggali dan mengangkat kembali motif-motif dari suku-suku yang ada di Papua, sehingga kali ini dirinya bukan saja membatik dengan motif adat Kota Jayapura tetapi juga dengan motif dari suku-suku lainnya yang ada di Papua.

"Selain motif suku-suku yang ada di Kota Jayapura, kami juga mencoba membatik dengan motif dari suku Asmat dan Amukme dan juga suku Komoro," katanya.

Dari Informasi yang didapatkan ANTARA, sebelumnya Mendag dan sejumlah rombongan meninjau pasar Skow, kemudian ke tempat pengrajin Batik Port Numbay di Kotaraja, dan berakhir di Entrop, salah satu perusahaan air minum dalam kemasan "Qualala" yang ada di Papua.

(ANT.PSO185)