Legislator sebut PTM 100 persen di DKI Jakarta perlu dievaluasi
17 Januari 2022 15:38 WIB
Sejumlah pelajar mengikuti sosialisasi keselamatan berlalu lintas di SMKN 29 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/1/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Putra Nababan mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di DKI Jakarta perlu dievaluasi seiring meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron.
“PTM 100 persen terjadi di sejumlah provinsi yang jumlah kasus varian Omicronnya berbeda-beda. Untuk daerah yang tingkat kasus varian Omicronnya tinggi perlu dievaluasi. Terutama sekali di DKI Jakarta yang mana pelaksanaan PTM 100 persen harus segera dievaluasi,” ujar Putra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Untuk sementara pembelajaran yang beberapa pekan terakhir dilakukan secara luring dapat beralih kembali ke pembelajaran daring dengan mengacu pada kurikulum darurat. Hingga kasus COVID-19 varian Omicron tersebut mencapai puncaknya yang diperkirakan pada awal Maret, dapat dikendalikan dengan baik.
Meskipun demikian, politisi PDI Perjuangan itu meminta agar tidak sama ratakan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Namun disesuaikan dengan tingkatan kasus COVID-19 di daerah.
“Bagaimanapun PTM 100 persen merupakan upaya untuk mengatasi learning loss atau hilangnya kesempatan belajar siswa yang terjadi akibat pandemi COVID-19,” terang dia.
Putra menambahkan saat pandemi, isu yang paling utama adalah isu kesehatan siswa, pendidik, dan warga sekolah lainnya. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan juga vaksin penguat.
“Kalau semua upaya itu sudah dilaksanakan dan kasus terkendali, maka bisa kembali ke PTM 100 persen. Bagaimanapun learning loss harus bisa dijembatani dengan PTM 100 persen atau hadir di sekolah,” imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Putra juga mendorong agar pemerintah memprioritaskan vaksin booster atau penguat bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Pasalnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah divaksinasi satu tahun yang lalu.
“Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus mendapatkan prioritas vaksin booster, karena vaksin itu kan ada jangka waktunya juga. Sementara mereka sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap sejak satu tahun yang lalu,” dorong Putra.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan jumlah kasus COVID-19 varian Omicron mencapai 720 kasus. Sejumlah sekolah juga yang ditemukan kasus COVID-19 menghentikan sementara pelaksanaan PTM 100 persen dan kembali ke pembelajaran daring.
Baca juga: Temuan kasus COVID bertambah, DKI hentikan sementara PTM di 15 sekolah
Baca juga: Tujuh sekolah di Jakarta Timur hentikan PTM akibat COVID-19
Baca juga: Anggota DPRD DKI khawatirkan Omicron mewabah di sekolah
“PTM 100 persen terjadi di sejumlah provinsi yang jumlah kasus varian Omicronnya berbeda-beda. Untuk daerah yang tingkat kasus varian Omicronnya tinggi perlu dievaluasi. Terutama sekali di DKI Jakarta yang mana pelaksanaan PTM 100 persen harus segera dievaluasi,” ujar Putra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Untuk sementara pembelajaran yang beberapa pekan terakhir dilakukan secara luring dapat beralih kembali ke pembelajaran daring dengan mengacu pada kurikulum darurat. Hingga kasus COVID-19 varian Omicron tersebut mencapai puncaknya yang diperkirakan pada awal Maret, dapat dikendalikan dengan baik.
Meskipun demikian, politisi PDI Perjuangan itu meminta agar tidak sama ratakan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Namun disesuaikan dengan tingkatan kasus COVID-19 di daerah.
“Bagaimanapun PTM 100 persen merupakan upaya untuk mengatasi learning loss atau hilangnya kesempatan belajar siswa yang terjadi akibat pandemi COVID-19,” terang dia.
Putra menambahkan saat pandemi, isu yang paling utama adalah isu kesehatan siswa, pendidik, dan warga sekolah lainnya. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan juga vaksin penguat.
“Kalau semua upaya itu sudah dilaksanakan dan kasus terkendali, maka bisa kembali ke PTM 100 persen. Bagaimanapun learning loss harus bisa dijembatani dengan PTM 100 persen atau hadir di sekolah,” imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Putra juga mendorong agar pemerintah memprioritaskan vaksin booster atau penguat bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Pasalnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah divaksinasi satu tahun yang lalu.
“Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus mendapatkan prioritas vaksin booster, karena vaksin itu kan ada jangka waktunya juga. Sementara mereka sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap sejak satu tahun yang lalu,” dorong Putra.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan jumlah kasus COVID-19 varian Omicron mencapai 720 kasus. Sejumlah sekolah juga yang ditemukan kasus COVID-19 menghentikan sementara pelaksanaan PTM 100 persen dan kembali ke pembelajaran daring.
Baca juga: Temuan kasus COVID bertambah, DKI hentikan sementara PTM di 15 sekolah
Baca juga: Tujuh sekolah di Jakarta Timur hentikan PTM akibat COVID-19
Baca juga: Anggota DPRD DKI khawatirkan Omicron mewabah di sekolah
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: