Rupiah melemah jelang rilis neraca perdagangan Desember
17 Januari 2022 09:48 WIB
Ilustrasi - Uang pecahan 100.000 rupiah Indonesia terlihat melalui kaca pembesar di antara mata uang Asia Tenggara lainnya. ANTARA/REUTERS/Edgar Su/aa.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi melemah menjelang rilis neraca perdagangan Desember 2021 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Rupiah bergerak melemah 24 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.320 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.296 per dolar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, pelemahan rupiah terlihat masih melanjutkan koreksi pada sesi perdagangan akhir pekan lalu.
"Fokus terlihat dari dalam negeri yang cukup penting, terutama dengan pada weekend kemarin kasus pertambahan COVID-19 tembus rekor tertinggi dalam tiga bulan, sementara pada hari Minggu kemarin dari total kasus nasional, sekitar 90 persennya itu berasal dari Jakarta," ujar Nikolas.
Kekhawatiran dari sisi lokal tersebut, lanjut Nikolas, membuat rupiah pagi ini bergerak melemah. Ia juga menyarankan investor perlu mewaspadai perdagangan dolar AS yang bisa sedikit minim pada hari ini.
Untuk neraca perdagangan Desember 2021 yang akan diumumkan hari ini, ekonom memperkirakan akan terjadi sedikit penurunan.
"Namun jika dilihat dari tren sebelumnya hal itu terjadi karena adanya kenaikan impor yang artinya kembali naiknya sentimen masyarakat," kata Nikolas.
Sedangkan dari global, Nikolas menyampaikan rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS The Fed masih menjadi perhatian pelaku pasar.
"Sementara, ada penelitian dari bank besar dunia bahwa pada 2022 ini volatilitas mata uang asing akan meningkat tinggi karena efek penantian kebijakan The Fed ditambah tingginya inflasi," kata Nikolas.
Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (16/1) mencapai 855 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,27 juta kasus. Khusus untuk kasus terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron, saat ini totalnya mencapai 748 kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 3 kasus sehingga totalnya mencapai 144.170 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 710 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,12 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.605 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 176,3 juta orang dan vaksin dosis kedua 119,75 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.280 per dolar AS hingga Rp14.340 per dolar AS.
Pada Jumat (14/1), rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.296 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.295 per dolar AS.
Rupiah bergerak melemah 24 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.320 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.296 per dolar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, pelemahan rupiah terlihat masih melanjutkan koreksi pada sesi perdagangan akhir pekan lalu.
"Fokus terlihat dari dalam negeri yang cukup penting, terutama dengan pada weekend kemarin kasus pertambahan COVID-19 tembus rekor tertinggi dalam tiga bulan, sementara pada hari Minggu kemarin dari total kasus nasional, sekitar 90 persennya itu berasal dari Jakarta," ujar Nikolas.
Kekhawatiran dari sisi lokal tersebut, lanjut Nikolas, membuat rupiah pagi ini bergerak melemah. Ia juga menyarankan investor perlu mewaspadai perdagangan dolar AS yang bisa sedikit minim pada hari ini.
Untuk neraca perdagangan Desember 2021 yang akan diumumkan hari ini, ekonom memperkirakan akan terjadi sedikit penurunan.
"Namun jika dilihat dari tren sebelumnya hal itu terjadi karena adanya kenaikan impor yang artinya kembali naiknya sentimen masyarakat," kata Nikolas.
Sedangkan dari global, Nikolas menyampaikan rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS The Fed masih menjadi perhatian pelaku pasar.
"Sementara, ada penelitian dari bank besar dunia bahwa pada 2022 ini volatilitas mata uang asing akan meningkat tinggi karena efek penantian kebijakan The Fed ditambah tingginya inflasi," kata Nikolas.
Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (16/1) mencapai 855 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,27 juta kasus. Khusus untuk kasus terkonfirmasi positif COVID-19 varian Omicron, saat ini totalnya mencapai 748 kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 3 kasus sehingga totalnya mencapai 144.170 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 710 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,12 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 8.605 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 176,3 juta orang dan vaksin dosis kedua 119,75 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.280 per dolar AS hingga Rp14.340 per dolar AS.
Pada Jumat (14/1), rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.296 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.295 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: