Danau Ranau Telah Aman dari Pencemaran Belerang
25 Juni 2011 02:39 WIB
Kawasan Danau Ranau terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, dipastikan telah aman dari pencemaraan belerang. (inboundarietours.wordpress.com)
Liwa, Lampung (ANTARA News) - Kawasan Danau Ranau terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, dipastikan telah aman dari pencemaraan belerang.
"Kawasan Danau Ranau, kami pastikan aman dari pencemaran belerang, hal ini di buktikan dengan uji air danau dan hasilnya kadar air belerang danau tersebut stabil," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat, Nata Djudin Amran MM, di Liwa, Sabtu.
Dia menjelaskan, sejak tercemarnya danau oleh belerang, petugas terus mengawasi setiap perubahan yang terjadi di danau tersebut.
Nata menuturkan, petani ikan di harapkan waspada terhadap air belerang yang tiba tiba muncul dari tengah danau.
"Kami melakukan himbauan terhadap masyarakat yang berada di kawasan danau terutama yang memiliki keramba jaring apung maupun tancap, untuk melakukan tindakan saat air belerang itu mulai mencemari danau," kata dia.
Kemudian Nata menyebutkan, tercemarnya Danau Ranau sebulan yang lalu, membuat petani ikan merugi hingga puluhan juta.
Kawasan Danau Ranau yang terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, memang menjadi langganan pencemaran akibat air belerang yang diduga berasal dari Gunung Seminung.
Danau yang berada di bawah kaki gunung Seminung ini, mememiliki kadar belerang yang tinggi, sehingga saat belerang keluar dari tengah danau, dipastikan dapat mematikan ribuan ikan yang ada di perairan tersebut.
Danau Ranau sendiri, menjadi salah satu lokasi yang dijadikan oleh masyarakat setempat untuk mengembangkan budidaya ikan melalui media keramba jaring apung (KJA) dan keramba jaring tancap (KJT), sebagai usaha utama masyarakat selain bertani.
Bulan lalu karena tingginya kadar belerang di Danau Ranau, membuat ribuan ikan mati, bahkan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat mencatat sedikitnya tujuh ton ikan mati akibat air belereng yang mencemari Danau Ranau.
Uji coba dan pengawasan yang dilakukan di kawasan Danau Ranau terus di lakukan, bahkan data terakhir menunjukan kadar belerang di Danau Ranau relatif stabil, bahkan petugas menyatakan air Danau Ranau dinyatakan aman dari belerang.
Hasil uji air danau menyebutkan suhu udara danau mencapai 30 derajat celcius, Alkalinitas 6,5, Amonium 0,05 Mg/L, PH 8, hasil uji tersebut memastikan bahwa kondisi Danau Ranau di level aman.
Sementara itu, petugas pemantau Danau Ranau, Taufik Suryadi menjelaskan, masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap air belerang.
"Air belerang akan keluar dengan tiba tiba di Danau Ranau, sehingga masyarkat di tuntut mewaspadai fenomena alam yang terjadi, sehingga dampak dari pencemaran belerang di Danau Ranau dapat di tekan sekecil mungkin," kata dia.
Dia menjelaskan, petugas terus melakukan uji air di danau, sehingga kadar belerang Danau Ranau dapat terpantau.
Menurut dia, masyarakat dapat menghindari kawasan budidaya yang berada di tengah danau, sebab di kawasan tersebut rentan terhadap pencemaran belerang.
"Kami menghimbau bagi masyarakat yang memiliki media keramba jaring apung, agar menjauh dari lokasi belerang, sehingga kematian ikan akibat pencemaran dapat ditekan sekecil mungkin," katanya. (ANT-049/K004)
"Kawasan Danau Ranau, kami pastikan aman dari pencemaran belerang, hal ini di buktikan dengan uji air danau dan hasilnya kadar air belerang danau tersebut stabil," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat, Nata Djudin Amran MM, di Liwa, Sabtu.
Dia menjelaskan, sejak tercemarnya danau oleh belerang, petugas terus mengawasi setiap perubahan yang terjadi di danau tersebut.
Nata menuturkan, petani ikan di harapkan waspada terhadap air belerang yang tiba tiba muncul dari tengah danau.
"Kami melakukan himbauan terhadap masyarakat yang berada di kawasan danau terutama yang memiliki keramba jaring apung maupun tancap, untuk melakukan tindakan saat air belerang itu mulai mencemari danau," kata dia.
Kemudian Nata menyebutkan, tercemarnya Danau Ranau sebulan yang lalu, membuat petani ikan merugi hingga puluhan juta.
Kawasan Danau Ranau yang terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat, memang menjadi langganan pencemaran akibat air belerang yang diduga berasal dari Gunung Seminung.
Danau yang berada di bawah kaki gunung Seminung ini, mememiliki kadar belerang yang tinggi, sehingga saat belerang keluar dari tengah danau, dipastikan dapat mematikan ribuan ikan yang ada di perairan tersebut.
Danau Ranau sendiri, menjadi salah satu lokasi yang dijadikan oleh masyarakat setempat untuk mengembangkan budidaya ikan melalui media keramba jaring apung (KJA) dan keramba jaring tancap (KJT), sebagai usaha utama masyarakat selain bertani.
Bulan lalu karena tingginya kadar belerang di Danau Ranau, membuat ribuan ikan mati, bahkan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat mencatat sedikitnya tujuh ton ikan mati akibat air belereng yang mencemari Danau Ranau.
Uji coba dan pengawasan yang dilakukan di kawasan Danau Ranau terus di lakukan, bahkan data terakhir menunjukan kadar belerang di Danau Ranau relatif stabil, bahkan petugas menyatakan air Danau Ranau dinyatakan aman dari belerang.
Hasil uji air danau menyebutkan suhu udara danau mencapai 30 derajat celcius, Alkalinitas 6,5, Amonium 0,05 Mg/L, PH 8, hasil uji tersebut memastikan bahwa kondisi Danau Ranau di level aman.
Sementara itu, petugas pemantau Danau Ranau, Taufik Suryadi menjelaskan, masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap air belerang.
"Air belerang akan keluar dengan tiba tiba di Danau Ranau, sehingga masyarkat di tuntut mewaspadai fenomena alam yang terjadi, sehingga dampak dari pencemaran belerang di Danau Ranau dapat di tekan sekecil mungkin," kata dia.
Dia menjelaskan, petugas terus melakukan uji air di danau, sehingga kadar belerang Danau Ranau dapat terpantau.
Menurut dia, masyarakat dapat menghindari kawasan budidaya yang berada di tengah danau, sebab di kawasan tersebut rentan terhadap pencemaran belerang.
"Kami menghimbau bagi masyarakat yang memiliki media keramba jaring apung, agar menjauh dari lokasi belerang, sehingga kematian ikan akibat pencemaran dapat ditekan sekecil mungkin," katanya. (ANT-049/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: