Gunung Kidul (ANTARA News) - Mungkin ini buntut dari kenyataan tak sedap TKI kita di Arab Saudi. Warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kurang berminat bekerja di Arab Saudi.

"Warga Gunung Kidul kurang antusias menjadi pekerja di Arab Saudi sebagai negara tujuan. Mereka umumnya memilih bekerja di dalam negeri," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunung Kidul Dwi Warno di Gunung Kidul, Jumat .

Menurut Dwi Warno, jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Gunung Kidul yang bekerja di luar negeri relatif kecil, yakni sebanyak 100 orang.

Dari keseluruhan TKI yang dikirim oleh Disnakersos Gunung Kidul belum menemukan pekerja yang berangkat ke Arab Saudi. Mereka pada umumnya berminat memilih Malaysia dan Hongkong.

"Warga kami kebanyakan bekerja sebagai buruh di perusahaan otomotif, furnitur dan teknologi informasi di luar negeri maupun di luar Provinsi DIY. Kami tidak menyiapkan secara khusus pengiriman tenaga kerja sektor nonformal, seperti pembantu rumah tangga sesuai arahan gubernur," ujar dia.

Ia mengatakan Pemkab Gunung Kidul akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan sementara pengiriman TKI ke Arab Saudi. Bagi warga yang berminat bekerja di negara lain, pihaknya tidak bisa melarang.

"TKI harus memiliki keterampilan agar tidak mengalami serangkaian kekerasan di negara tujuan, karena itu kami memberikan pelatihan kepada calon tenaga kerja yang akan ke luar negeri," katanya.

Menurut dia bentuk pelatihan keterampilan yang diberikan kepada tenaga kerja adalah keterampilan dasar, seperti pertukangan, otomotif melalui Balai Latihan Kerja (BLK).

Di Kabupaten Gunung Kidul saat ini terdapat ratusan warga yang menunggu giliran mendapat pelatihan keterampilan.Selain keterampilan, sebagai jaminan perlindungan TKI, pemerintah selama ini senantiasa melakukan pengawasan pada Perusahaan Jasa TKI (PJTKI).

"PJTKI harus bertanggungjawab jika muncul persoalan yang membelit TKI," katanya.

(ANT.)