Pemalang (ANTARA News) - Seorang perempuan balita warga Desa Cibiyuk, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mempunyai kebiasaan aneh dan membahayakan kesehatan, yakni suka menghirup dan minum minyak tanah.

Itu saja belum cukup karena menghirup asap knalpot kendaraan bermotor juga menjadi satu kegemarannya. Padahal asap knalpot itu penuh kandungan gas karbonmonoksida dan gas-gas polutan lain.

Berbagai upaya sudah dilakukan keluarga, namun Laura Adista (4,5), putri ketiga dari tiga bersaudara pasangan Toro dan Sulasmi, tak pernah lepas dari botol bekas air mineral berisi minyak tanah.

"Sejak berusia 1,5 tahun, Laura suka menghirup dan menimum minyak tanah, jika kami larang dia malah menangis bahkan kadang badannya menjadi panas sehingga kami tidak tega melihatnya," kata Sulasmi, di Pemalang, Jawa Tengah, Kamis.

Sulasmi mengatakan, kebiasaan aneh puterinya tersebut berawal saat Laura bermain botol berisi minyak tanah di dapur. "Minyak tanah itu lalu diminumnya seperti minum air putih," katanya.

Sejak saat itu, kata dia, Laura menjadi ketagihan dan kerap menangis jika tidak diberi minyak tanah, bahkan dalam sehari dia menghabiskan sekitar seperempat hingga setengah gelas ukuran sedang.

Meski sering meminum minyak tanah, katanya, Laura tidak pernah mengalami sakit perut atau penyakit lainnya.

Laura sudah bisa berbicara. Dia mengatakan sangat menyukai aroma dan rasa minyak tanah, sehingga jika sehari tidak menghirup atau minum minyak tanah dia merasa lemas.

"Kalau bermain dengan teman-teman harus membawa botol berisi minyak tanah. Kalau tidur juga bawa minyak tanah," kata bocah itu.

"Justru kalau sehari tidak menghirup atau meminum minyak tanah, dia tampak lemas dan menangis terus, bahkan badanya menjadi panas, namun anehnya jika minum minyak tanah panasnya langsung reda," kata Sulasmi tentang kebiasaan ganjil balitanya itu.

Tidak hanya gemar minum minyak tanah, jika ada knalpot sepeda motor atau kendaraan lainnya mengeluarkan asap, Laura justru mendekat dan menghirupnya.

Orangtua Laura mengaku selama ini tidak pernah memeriksakan putrinya terkait kegemaran anehnya tersebut ke dokter.

"Sebenarnya kami ingin memeriksakan Laura ke dokter, namun pendapatan ayah Laura yang bekerja sebagai buruh di SBPU Petarukan, tidak mampu untuk membawa Laura periksa ke rumah saki," katanya
(ANT-028)