Jambi (ANTARA News) - Jumlah penumpang pesawat ke Kerinci, wilayah paling barat Provinsi Jambi, meningkat cukup signifikan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci, Guldiyanto, di Jambi, Kamis, mengatakan, sejak rute penerbangan Jambi-Kerinci yang dilayani maskapai Sky Aviation tiga kali sepekan dibuka pada 6 Juni 2011, jumlah penumpang terus meningkat.
"Sampai 75 persen lebih dari kapasitas tempat duduk. Perusahaan penerbangan Sky Aviation yang mengoperasikan pesawat jenis Fokker-50 dengan kapasitas 50 orang itu, melayani penumpang tigs kali seminggu yakni pada Senin, Rabu dan Jumat," katanya.
Dalam dua pekan lebih lebih tipe pesawat terbang tersebut beroperasi, jumlah penumpang terus meningkat, bahkan banyak yang sudah memesan jauh-jauh hari sebelumnya.
Namun untuk rute Palembang-Jambi, tingkat kepenuhan pemakai jasa tidak seperti itu, alias cuma tidak sampai 50 persen dari kapasitas tempat duduk.
Pihak perusahaan penerbangan Sky Aviation juga sudah disarankan mengalihkan rute dari Palembang ke Padang; sehingga rute yang disarankan itu adalah Palembang-Jambi-Kerinci dan sebaliknya itu, disarankan mengubah rute menjadi Padang-Jambi-Kerinci.
Seiring peningkatan jumlah penumpang dan rencana penambahan jadwal penerbangan, Pemerintah Kabupaten Kerinci juga terus berupaya melengkapi berbagai fasilitas dan prasarana pendukung bandara.
Ruang tunggu penumpang, ruang kargo, parkir kendaraan penjemputan dan lainnya yang belum memadai, kini terus disempurnakan, supaya dapat memberikan kenyamanan bagi calon penumpung.
Transportasi udara yang dirintis dan kini telah terwujud tersebut, untuk menjaring investor dan meningkatkan kunjungan wisatawan luar daerah ke Kerinci, yang selama ini mengeluhkan perjalanan darat.
"Kita berharap investor dan wisatawan luar daerah dan asing dapat meningkat berkunjung ke Kerinci, sebagai daerah atau kabupaten andalan wisata di Provinsi Jambi," kata Guldiyanto.
(M037)
Jumlah Penumpang Pesawat Ke Kerinci Meningkat
23 Juni 2011 13:25 WIB
Danau Kerinci (panoramio.com)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: