Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyiapkan rancangan skema pendanaan riset untuk memperkuat dan mendukung kebijakan pengelolaan zakat.

"Sehingga nantinya setiap kebijakan yang diambil Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki dasar risetnya," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan studi dan riset terkait kebijakan pengelolaan zakat bukanlah sesuatu yang mudah, melainkan cenderung kompleks.

Namun demikian, BRIN bisa membuat skema pendanaan yang dapat dikompetisikan secara terbuka untuk semua periset dengan studi khusus, misalnya pengelolaan zakat.

BRIN mendukung Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) melalui riset ekonomi dan ekosistem syariah.

Ia menjelaskan dukungan itu diwujudkan dengan dibangunnya pusat riset yang fokus pada kehalalan produk pangan yang berada di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) di Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

BRIN juga mendukung program-program yang sejalan dan dapat disinergikan melalui berbagai skema pendanaan.

Pihaknya berharap Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BRIN dapat segera terbentuk. Untuk itu, ia mengharapkan dukungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk melakukan transisi UPZ di BRIN.

"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh Baznas kepada BRIN. Kami sangat yakin dengan niat baik yang dimiliki kami dapat menjalankan amanat besar yang diberikan kepada BRIN,” kata Laksana Tri Handoko.

UPZ BAZNAS sebelumnya berada pada setiap lembaga termasuk di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Namun sejak dileburnya empat lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) tersebut ke dalam BRIN, lalu badan itu harus membentuk UPZ baru di lingkungan BRIN.

Ketua Baznas Noor Achmad menuturkan riset-riset yang ada di Indonesia masih dalam skala kecil dan bersifat sektoral sehingga akan sulit untuk menghasilkan inovasi yang besar.

Oleh karenanya, dengan dana riset yang ada, BRIN diharapkan mampu menciptakan inovasi-inovasi terkait dana sosial masyarakat.

"Kami sangat berharap BRIN dapat menjadi kekuatan besar bagi Indonesia dengan mengumpulkan periset-periset hebat," tutur Noor.

Ia mengatakan Indonesia yang memiliki potensi zakat yang cukup besar diharapkan juga memiliki riset-riset terkait dengan dana sosial, dan riset-riset tersebut dapat difasilitasi BRIN.

"Begitu banyak hal membutuhkan riset-riset yang dapat kami jadikan pegangan untuk kegiatan kami di masa mendatang," demikian Noor Achmad.


Baca juga: Puskas BAZNAS terbitkan 73 riset zakat sepanjang 2020

Baca juga: Riset: Pengumpulan zakat digital kalah dari konvensional

Baca juga: Baznas optimalkan riset penerima zakat