Xinjiang gunakan tenaga surya untuk sistem irigasi "shelterbelt" gurun
14 Januari 2022 10:08 WIB
Pemandangan kawasan industri di wilayah Shache di Kashgar, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 12 Desember 2021. Terletak di tepi barat daya Gurun Taklimakan, wilayah Shache membangun kawasan industri pertanian dengan memanfaatkan sumber daya matahari di tanah tandus yang luas tersebut pada 2021. (Xinhua/Ding Lei)
Jakarta (ANTARA) - Shelterbelt berupa hutan penahan angin tepi jalan di Taklimakan, gurun terbesar di China yang terletak di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, segera diairi dari sistem irigasi yang menggunakan tenaga surya murni, seperti disampaikan pihak berwenang setempat.
Seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/1), pada Maret tahun ini sebanyak 86 pembangkit listrik fotovoltaik baru akan rampung dibangun di jalan sepanjang 566 kilometer (km) di wilayah China barat laut tersebut, menggantikan mesin diesel sebagai sumber energi untuk memompa air irigasi.
Penambahan itu akan memperbanyak jumlah sumur irigasi bertenaga surya di sepanjang jalan gurun tersebut menjadi 98 buah.
Setelah pembangkit listrik itu terpasang, diperkirakan akan tercatat penurunan sebesar lebih dari 1.000 ton konsumsi solar dan sekitar 3.410 ton emisi karbon dioksida (CO2) setiap tahunnya.
Jalan yang dibuka untuk lalu lintas pada 1995 silam memperpendek jarak perjalanan antara ibu kota Daerah Otonom Uighur Xinjiang Urumqi dan Prefektur Hotan hingga 500 km.
Barisan pohon penahan angin atau shelterbelt sepanjang 436 km di sepanjang jalan itu ditanam lebih dari satu dasawarsa lalu guna mencegah erosi jalan.
Seperti dilansir Xinhua, Kamis (13/1), pada Maret tahun ini sebanyak 86 pembangkit listrik fotovoltaik baru akan rampung dibangun di jalan sepanjang 566 kilometer (km) di wilayah China barat laut tersebut, menggantikan mesin diesel sebagai sumber energi untuk memompa air irigasi.
Penambahan itu akan memperbanyak jumlah sumur irigasi bertenaga surya di sepanjang jalan gurun tersebut menjadi 98 buah.
Setelah pembangkit listrik itu terpasang, diperkirakan akan tercatat penurunan sebesar lebih dari 1.000 ton konsumsi solar dan sekitar 3.410 ton emisi karbon dioksida (CO2) setiap tahunnya.
Jalan yang dibuka untuk lalu lintas pada 1995 silam memperpendek jarak perjalanan antara ibu kota Daerah Otonom Uighur Xinjiang Urumqi dan Prefektur Hotan hingga 500 km.
Barisan pohon penahan angin atau shelterbelt sepanjang 436 km di sepanjang jalan itu ditanam lebih dari satu dasawarsa lalu guna mencegah erosi jalan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022
Tags: