Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Belanda melalui "StuNed" memberikan beasiswa kepada 17 wartawan LKBN ANTARA guna mengikuti pelatihan "Jurnalisme Multimedia" di Radio Netherlands Training Centre (RNTC), Hilversum, Belanda, pada 27 Juni sampai 15 Juli 2011.

Menurut Koordinator Beasiswa Nuffic - NESO Indonesia, Indy Hardono di Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, Jakarta, Rabu, pelatihan itu untuk meningkatkan kompetensi jurnalis LKBN ANTARA dalam jurnalisme multimedia.

"Lokasi pelatihan di RNTC yang dirancang khusus bagi para jurnalis. Ini sudah keempat kalinya jurnalis Indonesia mendapatkan pelatihan di RNTC dengan topik yang berbeda berdasarkan kebutuhannya," kata Indy saat menyampaikan secara resmi beasiswa itu kepada Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf.

Salah satu tempat yang akan dituju saat pelatihan adalah Kantor Berita Belanda, Algemeen Nederlands Persbureu (ANP).

"StuNed sangat mendukung peningkatan kapasitas wartawan untuk mendukung perkembangan demokrasi. Dengan belajar di RNTC, peserta tidak hanya mendapatkan teori tetapi juga akan langsung praktik dengan perlengkapan yang memadai," katanya.

Dari 17 peserta pelatihan, 16 diantaranya adalah wartawan aktif dan satu orang manajer Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA (LPJA).

Sebagian besar dari mereka berasal dari kantor pusat Perum LKBN ANTARA di Jakarta, sedangkan sisanya dari Biro Kalimantan Barat, Biro Sulawesi Selatan dan Bali.

Dia berharap para peserta akan menerapkan ilmu yang didapatnya di Belanda untuk mengembangkan portal antaranews.com, termasuk pengayaan konten dan rubrik-rubrik di dalamnya.

Sedangkan untuk jangka panjang, ilmu yang didapat akan ditularkan dan disebarluaskan lewat pelatihan-pelatihan kewartawanan yang diselenggarakan LPJA, khususnya dalam bidang jurnalisme multimedia.

Sementara itu, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf menyebut pelatihan ini sebagai ikhtiar memperkuat ANTARA sebagai kantor berita multimedia.

"Diharapkan pelatihan juga memperkuat pola pikir yang diibutuhkan untuk mengelola media terkini yang ditunjang infrastruktur teknologi informasi yang terbaru, disiplin pelaku media, dan memperluas jaringan," kata Mukhlis.

Ia berharap keikutsertaan Manajer LPJA akan menghasilkan metodologi pelatihan yang dapat menjadi tambahan referensi bagi pengelolaan pendidikan jurnalistik multimedia.

ANTARA menyampaikan terima kasih kepada NESO atas beasiswa tersebut dan berharap itu berlanjut setiap tahun. "ANTARA siap untuk membantu memfasilitasinya," kata Mukhlis.

Sementara Direktur Umum dan SDM LKBN ANTARA, Rajab Ritonga menyebut multimedia menjadi salah satu peluang untuk membangun kantor berita dan memperkuat bisnis di daerah.

"Ini kerja yang menjadi tantangan," kata Rajab.

StuNed atau Studeren in Nederland (Studi di Belanda) adalah program beasiswa yang merupakan bagian dari kebijakan kerja sama pembangunan pemerintah Belanda yang bertujuan mendukung pencapaian "UN Millenium Development Goals' 2015.

Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda dan juga menyediakan informasi serta memberikan konsultasi cuma-cuma mengenai lebih dari 1.500 program studi internasional di Belanda.

Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 200 warga negara Indonesia.(*)
ANT/T011