Jawa Barat siapkan siasat cegah lonjakan kasus COVID-19 akibat Omicron
13 Januari 2022 17:04 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi menyampaikan strategi pemerintah guna mencegah lonjakan kasus COVID-19 akibat penularan virus corona varian Omicron. (ANTARA/Instagram Dinkes Jabar)
Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan siasat untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19 akibat penularan virus corona tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterima di Kota Bandung, Kamis, Dinas Kesehatan mengintensifkan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus di tingkat puskesmas untuk mencegah penularan Omicron meluas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan bahwa petugas puskesmas, aparat TNI dan Polri, hingga anggota kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) akan digiatkan untuk melakukan pelacakan dan pemeriksaan agar penularan Omicron bisa dideteksi dini.
Di samping itu, Dinas Kesehatan menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan serta menyiapkan tempat karantina di tingkat desa/kelurahan hingga provinsi untuk menghadapi kemungkinan terjadi peningkatan pasien COVID-19.
"Kami sudah mempunyai data dari gelombang kedua, mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," kata Nina.
"Kami dari provinsi sudah menyiapkan obat-obatan dan APD (alat pelindung diri). Bagi kabupaten/kota yang memerlukan APD, dapat mengirimkan surat kepada kami," ia menambahkan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menggiatkan pelayanan vaksinasi agar pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada seluruh sasaran bisa segera tuntas.
"Saat ini cakupan vaksinasi sudah 78 sampai 80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen," kata Nina.
Nina juga menekankan pentingnya disiplin warga menjalankan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas dalam upaya mencegah penularan COVID-19, termasuk yang disebabkan oleh infeksi virus varian Omicron.
"Kalau tidak hati-hati, kasus COVID-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," kata Nina.
Ia menjelaskan pula bahwa 14 warga Jawa Barat yang dikonfirmasi terserang Omicron sudah mendapatkan penanganan yang maksimal, 10 orang di antaranya menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta dan empat orang lainnya menjalani perawatan di RSUD Al Ihsan.
"Semua sudah di-tracing (dilacak riwayat kontaknya), termasuk yang pernah kontak erat. Alhamdulillah semua negatif," katanya.
Baca juga:
Dinas Kesehatan: 14 warga Jawa Barat terserang Omicron
Kemenkes lacak transmisi lokal Omicron pada pelaku perjalanan Bogor-Jakarta
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterima di Kota Bandung, Kamis, Dinas Kesehatan mengintensifkan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus di tingkat puskesmas untuk mencegah penularan Omicron meluas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan bahwa petugas puskesmas, aparat TNI dan Polri, hingga anggota kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) akan digiatkan untuk melakukan pelacakan dan pemeriksaan agar penularan Omicron bisa dideteksi dini.
Di samping itu, Dinas Kesehatan menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan serta menyiapkan tempat karantina di tingkat desa/kelurahan hingga provinsi untuk menghadapi kemungkinan terjadi peningkatan pasien COVID-19.
"Kami sudah mempunyai data dari gelombang kedua, mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," kata Nina.
"Kami dari provinsi sudah menyiapkan obat-obatan dan APD (alat pelindung diri). Bagi kabupaten/kota yang memerlukan APD, dapat mengirimkan surat kepada kami," ia menambahkan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menggiatkan pelayanan vaksinasi agar pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada seluruh sasaran bisa segera tuntas.
"Saat ini cakupan vaksinasi sudah 78 sampai 80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen," kata Nina.
Nina juga menekankan pentingnya disiplin warga menjalankan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas dalam upaya mencegah penularan COVID-19, termasuk yang disebabkan oleh infeksi virus varian Omicron.
"Kalau tidak hati-hati, kasus COVID-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," kata Nina.
Ia menjelaskan pula bahwa 14 warga Jawa Barat yang dikonfirmasi terserang Omicron sudah mendapatkan penanganan yang maksimal, 10 orang di antaranya menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta dan empat orang lainnya menjalani perawatan di RSUD Al Ihsan.
"Semua sudah di-tracing (dilacak riwayat kontaknya), termasuk yang pernah kontak erat. Alhamdulillah semua negatif," katanya.
Baca juga:
Dinas Kesehatan: 14 warga Jawa Barat terserang Omicron
Kemenkes lacak transmisi lokal Omicron pada pelaku perjalanan Bogor-Jakarta
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: