Peparnas
Atlet Sulteng peraih medali emas Peparnas Papua mendapat Rp100 juta
13 Januari 2022 17:01 WIB
Atlet Peparnas Sulteng peraih medali emas cabang olahraga tunggal Puteri tenis meja, Zuhriah (pojok kiri), menerima bonus Rp100 juta dari Gubernur Sulteng Rusdi Mastura (kedua dari kiri), disalah satu caffee Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (13/01). ANTARA/HO/ (DOK NPC Sulawesi Tengah)
Kota Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura memberikan bonus Rp100 juta untuk atlet tenis meja tunggal puteri Zuhriah H Bahnat yang berhasil meraih medali emas pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua, November 2021.
Menurut Gubernur Sulteng, Rusdy pemberian bonus itu merupakan motivasi bagi para atlet disabilitas dalam menyongsong Sulteng Emas dalam Pekan Paralimpik di Sumut-Aceh 2024.
"Saya sangat apresiasi dan bangga. Totalnya ada Rp100 juta untuk atlet tenis meja tunggal Puteri atas nama Zuhriah H.Bahnat peraih medali emas," kata Rusdy Mastura, di Palu, Kamis.
Baca juga: Sulteng hanya ikuti tiga cabang olahraga di Peparnas Papua
Ia menjelaskan, pemberian bonus itu tidak hanya diberikan pada atlet yang turun berlaga, bonus dalam bentuk uang itu juga diberikan kepada pelatih Fadli Tahir. Sebab, hasil positif yang diraih itu tidak lepas dari peran pelatih di pinggir lapangan.
Pelatih atlet disabilitas tenis meja, Fadli Tahir mendapat ganjaran bonus senilai Rp10 juta, setelah berhasil mengantarkan tenis meja tunggal puteri Sulawesi Tengah meraih medali emas.
Rusdy juga menyarankan pihak Komite Paralimpik Nasional sudah harus melakukan berbagai persiapan dini untuk event yang akan datang. Langkah awalnya adalah evaluasi seluruh cabang olahraga yang belum maupun yang sudah berlaga pada Peparnas Papua yang lalu.
Di tempat yang sama, Ketua Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Provinsi Sulawesi Tengah, Nur Enang menyambut baik apresiasi pemerintah provinsi terhadap atlet disabilitas peraih medali emas Peparnas Papua 2021.
"Keinginan kita memang semua mendapatkan apresiasi, tapi kita memahami hal itu karenanya masih mampu mengakomodir yang berprestasi," jelasnya kepada ANTARA di Palu, Kamis.
Nur Enang mengungkapkan, ajang Peparnas Papua akan menjadi titik balik bagi prestasi olahraga disabilitas Sulawesi Tengah, berbenah untuk dapat setara dengan daerah lainnya yang mampu memperoleh banyak medali emas bahkan keluar sebagai juara umum.
Baca juga: Sulawesi Tengah siapkan 15 atlet untuk ikuti Peparnas Papua
Nur Enang menegaskan, saat ini kebutuhan atlet disabilitas Sulawesi Tengah cukup memadai, namun dengan pola pembinaan yang singkat sebagaimana yang dilakukan saat menuju Peparnas Papua, maka belum dapat mengakomodir seluruhnya.
Karena itu, berdasarkan targetnya yang harus menduduki peringkat 10 besar pada Peparnas Sumut-Aceh mendatang, sebagai langkah awal yang akan dilakukan adalah pembinaan yang standar serta ramah bagi kaum disabilitas.
"Akan kita lengkapi atlet kita pada seluruh cabor yang akan dipertandingkan dalam Peparnas mendatang, dan ini sesuai mimpi besar Gubernur kita untuk Sulteng emas, dan kalau seperti transfer atlet itu kita belum sampai di sana," jelasnya.
Sebelumnya, atlet tenis meja dari nomor tunggal putri, berhasil menyabet medali emas pertama bagi Sulawesi Tengah pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Istora Papua Bangkit, distrik Sentani, dua bulan yang lalu.
Medali emas itu berhasil disabet oleh Zuhria dari ketunaan Daksa, setelah menundukan atlet tenis meja tunggal putri asal Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dalam lima set dengan skor 3-2.
Saat itu, Komite Paralimpiade Nasional Sulteng hanya mendaftarkan 15 atlet untuk tiga cabang olahraga, yaitu tenis meja, renang dan atletik.
Baca juga: DKI Jakarta mendominasi emas tenis meja hari keempat Peparnas Papua
Menurut Gubernur Sulteng, Rusdy pemberian bonus itu merupakan motivasi bagi para atlet disabilitas dalam menyongsong Sulteng Emas dalam Pekan Paralimpik di Sumut-Aceh 2024.
"Saya sangat apresiasi dan bangga. Totalnya ada Rp100 juta untuk atlet tenis meja tunggal Puteri atas nama Zuhriah H.Bahnat peraih medali emas," kata Rusdy Mastura, di Palu, Kamis.
Baca juga: Sulteng hanya ikuti tiga cabang olahraga di Peparnas Papua
Ia menjelaskan, pemberian bonus itu tidak hanya diberikan pada atlet yang turun berlaga, bonus dalam bentuk uang itu juga diberikan kepada pelatih Fadli Tahir. Sebab, hasil positif yang diraih itu tidak lepas dari peran pelatih di pinggir lapangan.
Pelatih atlet disabilitas tenis meja, Fadli Tahir mendapat ganjaran bonus senilai Rp10 juta, setelah berhasil mengantarkan tenis meja tunggal puteri Sulawesi Tengah meraih medali emas.
Rusdy juga menyarankan pihak Komite Paralimpik Nasional sudah harus melakukan berbagai persiapan dini untuk event yang akan datang. Langkah awalnya adalah evaluasi seluruh cabang olahraga yang belum maupun yang sudah berlaga pada Peparnas Papua yang lalu.
Di tempat yang sama, Ketua Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Provinsi Sulawesi Tengah, Nur Enang menyambut baik apresiasi pemerintah provinsi terhadap atlet disabilitas peraih medali emas Peparnas Papua 2021.
"Keinginan kita memang semua mendapatkan apresiasi, tapi kita memahami hal itu karenanya masih mampu mengakomodir yang berprestasi," jelasnya kepada ANTARA di Palu, Kamis.
Nur Enang mengungkapkan, ajang Peparnas Papua akan menjadi titik balik bagi prestasi olahraga disabilitas Sulawesi Tengah, berbenah untuk dapat setara dengan daerah lainnya yang mampu memperoleh banyak medali emas bahkan keluar sebagai juara umum.
Baca juga: Sulawesi Tengah siapkan 15 atlet untuk ikuti Peparnas Papua
Nur Enang menegaskan, saat ini kebutuhan atlet disabilitas Sulawesi Tengah cukup memadai, namun dengan pola pembinaan yang singkat sebagaimana yang dilakukan saat menuju Peparnas Papua, maka belum dapat mengakomodir seluruhnya.
Karena itu, berdasarkan targetnya yang harus menduduki peringkat 10 besar pada Peparnas Sumut-Aceh mendatang, sebagai langkah awal yang akan dilakukan adalah pembinaan yang standar serta ramah bagi kaum disabilitas.
"Akan kita lengkapi atlet kita pada seluruh cabor yang akan dipertandingkan dalam Peparnas mendatang, dan ini sesuai mimpi besar Gubernur kita untuk Sulteng emas, dan kalau seperti transfer atlet itu kita belum sampai di sana," jelasnya.
Sebelumnya, atlet tenis meja dari nomor tunggal putri, berhasil menyabet medali emas pertama bagi Sulawesi Tengah pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Istora Papua Bangkit, distrik Sentani, dua bulan yang lalu.
Medali emas itu berhasil disabet oleh Zuhria dari ketunaan Daksa, setelah menundukan atlet tenis meja tunggal putri asal Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dalam lima set dengan skor 3-2.
Saat itu, Komite Paralimpiade Nasional Sulteng hanya mendaftarkan 15 atlet untuk tiga cabang olahraga, yaitu tenis meja, renang dan atletik.
Baca juga: DKI Jakarta mendominasi emas tenis meja hari keempat Peparnas Papua
Pewarta: Kristina Natalia/Izfaldi Muhammad
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: