Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa sore bergerak menguat kembali ke level 8.500 poin.

Mata uang rupiah menguat 23 poin terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa, sore ke posisi Rp8.587 dibanding posisi terakhir sebelumnya senilai Rp8.610.

"Rupiah kembali menguat setelah perdagangan kemarin tertekan dipicu oleh aktifitas bursa yang positif," kata Analis valas PT Harvest International Futures, Tony Mariano, di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan, melemahnya dolar AS dipicu oleh antisipasi bank sentral AS yang diperkirakan untuk menahan suku bunganya, dan hal itu dianggap negatif oleh pelaku pasar.

Selain itu, kata dia, pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) memicu sentimen kurang baik bagi nilai dolar AS yang oleh investor dianggap membebani.

"Investor masih mengkhawatirkan tentang pertumbuhan global, dan tekanan di tengah ketidakpastian atas masa depan kebijakan moneter AS menjelang akhir program pelonggaran kuantitatif bank sentral AS di akhir bulan," kata dia.

Ia mengatakan, ke masa depan mata uang rupiah diperkirakan masih melanjutkan nilai positif seiring kebijakan AS yang masih ragu.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menambahkan, kendati dolar AS melemah terhadap rupiah, posisi dolar AS masih dianggap investor sebagai mata uang yang aman dan kuat.

"Mata uang dolar AS masih dipercaya sebagai mata uang yang aman oleh pelaku pasar terhadap gejolak ekonomi dunia yang tidak menentu," kata dia.

Ia mengatakan, beberapa negara banyak yang menempatkan dana cadangan devisanya dalam bentuk mata uang dolar AS yang merupakan mata uang cukup kuat di tengah fundamental ekonomi dunia yang bergejolak.

"Mata uang dolar AS yang kuat dianggap dapat melindungi nilai dana dan sedikit lebih aman dibanding mata uang lainnya," katanya menambahkan. (*)