Melbourne (ANTARA News) - Seorang pria yang meminum enam botol cairan pembersih tangan sewaktu dirawat di rumah sakit karena ia mengira cairan itu adalah minuman beralkohol telah membuat pekerja rumah sakit menggunakan jel antibakteri untuk menyelamatkan jiwanya.

Para dokter di The Alfred Hospital di Melbourne, Australia terkejut ketika mereka mengetahui pria itu telah menenggak enam botol cairan pembersih tangan. Akibatnya ialah kandungan alkohol di dalam darahnya tercatat 0,271 persen --atau sama dengan orang meminum bir sebanyak 20 botol kecil.

Pria yang berusia 45 tahun itu telah menjalani pengobatan karena menderita radang lambung yang berkaitan dengan alkohol ketika ia menghabiskan cairan pembersih tangan sebanyak 375 mililiter, yang berisi ethanol 66 persen. Cairan tersebut biasa digunakan oleh staf medis untuk mencegah penularan penyakit di antara pasien.

Dr. Michael Olmeadow, dokter konsultan di rumah sakit tersebut, mengatakan pria itu beruntung karena bisa selamat.

Ia mengatakan meskipun peristiwa tersebut bukan pertama kali, itu adalah kasus paling serius yang pernah ia hadapi dan menyoroti perlunya pihak rumah sakit memberi baut pada botol cairan pembersih tangan sehingga botol cairan itu cuma bisa diisi-ulang tapi tak bisa diangkat.

"Botol cairan ini ada di seluruh bangsal dan digunakan terus-menerus," kata Dr, Olmeadow kepada AAP.

"Kami perlu memilikinya sebab pengendalian penyebaran penyakit di rumah sakit sangat penting dan dokter serta staf tak bisa dibiarkan masuk dan keluar kamar pasien tanpa perlindugan terhadap penyebaran kuman.

Botol cairan pembersih tangan biasanya ditaruh di keranjang kawat yang ditempelkan ke tembok rumah sakit dan dapat dengan mudah diangkat.
(*)