Disdikpora sebut PTM 100 persen SMA/SMK di DIY lancar
12 Januari 2022 16:29 WIB
Ilustrasi - Petugas sekolah mengukur suhu tubuh orangtua/wali murid saat pengambilan surat keterangan lulus pelajar kelas IX di SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta, Senin (8/6/2020). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.)
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SMA/SMK di DIY sejak 10 Januari 2022 berlangsung lancar dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
"Saat ini, dua hari (PTM 100 persen) lancar, prokes masih dijalankan dengan baik," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Didik, hampir seluruh SMA/SMK di DIY telah menerapkan PTM 100 persen. Hanya beberapa sekolah yang menunda PTM, karena alasan kesiapan prokes. "Yang belum (PTM) penuh atau 100 persen enggak banyak," ujar dia.
Baca juga: LLDIKTI perkirakan 70 persen kampus di DIY siap PTM penuh
Baca juga: Binda DIY dukung vaksinasi anak untuk keamanan pelaksanaan PTM
Ia mengatakan selama pembelajaran berlangsung gugus tugas yang telah terbentuk di masing-masing sekolah memantau prokes yang diterapkan siswa maupun guru.
Setiap kelas juga telah ditunjuk masing-masing dua siswa sebagai agen perubahan perilaku yang bertugas mengingatkan kala prokes dilanggar.
"Mengingatkan teman-temannya, (jika) ada anak maskernya dipakai di dagu, mereka sekadar mengingatkan. Ini sudah sejak beberapa waktu lalu dipilih (agen perubahan perilaku) saat PTM 50 persen," ujar Didik.
Meski siswa bisa masuk 100 persen, menurut dia, tetap diberlakukan batasan durasi pembelajaran.
"Misal, jam pelajarannya maksimal enam jam (per jam 45 menit), kemudian ada jeda istirahat. Walaupun praktiknya tetap sampai enam jam, ada yang mata pelajaran (mapel)-nya ditambah, tapi jamnya dikurangi," kata dia.
Ia mengakui keterbatasan kapasitas ruang kelas masih menjadi kendala penerapan jaga jarak siswa. Apalagi, jika jarak harus mencapai 1,5 meter sampai 1,8 meter, tidak dapat menampung seluruh siswa.
Baca juga: Sekda: DIY sangat memungkinkan gelar PTM secara penuh
Meski demikian, sambung Didik, kendala itu dapat disiasati dengan mengatur penggunaan meja. "Jika satu meja dipakai dua orang, duduknya harus diatur pinggir-pinggir. Kalau satu anak satu meja, masing-masing sisi meja diberi pembatas untuk jaga jarak," kata dia.
Disdikpora DIY, kata dia, secara berkala terus mengevaluasi pelaksanaan PTM 100 persen dengan meminta laporan harian dari masing-masing sekolah.
"Evaluasi dilakukan seminggu sekali, akhir pekan atau Jumat kami lakukan evaluasi," kata dia.
"Saat ini, dua hari (PTM 100 persen) lancar, prokes masih dijalankan dengan baik," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Didik, hampir seluruh SMA/SMK di DIY telah menerapkan PTM 100 persen. Hanya beberapa sekolah yang menunda PTM, karena alasan kesiapan prokes. "Yang belum (PTM) penuh atau 100 persen enggak banyak," ujar dia.
Baca juga: LLDIKTI perkirakan 70 persen kampus di DIY siap PTM penuh
Baca juga: Binda DIY dukung vaksinasi anak untuk keamanan pelaksanaan PTM
Ia mengatakan selama pembelajaran berlangsung gugus tugas yang telah terbentuk di masing-masing sekolah memantau prokes yang diterapkan siswa maupun guru.
Setiap kelas juga telah ditunjuk masing-masing dua siswa sebagai agen perubahan perilaku yang bertugas mengingatkan kala prokes dilanggar.
"Mengingatkan teman-temannya, (jika) ada anak maskernya dipakai di dagu, mereka sekadar mengingatkan. Ini sudah sejak beberapa waktu lalu dipilih (agen perubahan perilaku) saat PTM 50 persen," ujar Didik.
Meski siswa bisa masuk 100 persen, menurut dia, tetap diberlakukan batasan durasi pembelajaran.
"Misal, jam pelajarannya maksimal enam jam (per jam 45 menit), kemudian ada jeda istirahat. Walaupun praktiknya tetap sampai enam jam, ada yang mata pelajaran (mapel)-nya ditambah, tapi jamnya dikurangi," kata dia.
Ia mengakui keterbatasan kapasitas ruang kelas masih menjadi kendala penerapan jaga jarak siswa. Apalagi, jika jarak harus mencapai 1,5 meter sampai 1,8 meter, tidak dapat menampung seluruh siswa.
Baca juga: Sekda: DIY sangat memungkinkan gelar PTM secara penuh
Meski demikian, sambung Didik, kendala itu dapat disiasati dengan mengatur penggunaan meja. "Jika satu meja dipakai dua orang, duduknya harus diatur pinggir-pinggir. Kalau satu anak satu meja, masing-masing sisi meja diberi pembatas untuk jaga jarak," kata dia.
Disdikpora DIY, kata dia, secara berkala terus mengevaluasi pelaksanaan PTM 100 persen dengan meminta laporan harian dari masing-masing sekolah.
"Evaluasi dilakukan seminggu sekali, akhir pekan atau Jumat kami lakukan evaluasi," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: